Jangan Sampai Merasa Serta Merta Jadi Orang Penting
Untuk dapat menjadi sahabat orang banyak dibutuhkan jembatan yang menghubungkan dua sosok yang berbeda latar belakang sosial, bahkan boleh jadi berbeda suku dan agamanya. Bahwa banyak orang yang hanya mau berteman dengan orang yang dinilainya "selevel" dengan dirinya, biarkanlah hal tersebut menjadi urusan masing-masing. Yang ingin kita bahas di sini adalah bagaimana menjembatani perbedaan yang ada?
Berbagi Pengalaman Hidup
Saya dan isteri sudah mengelilingi hampir seluruh wilayah Nusantara. Jadi kalimat "Dari Sabang hingga Merauke" bukan hanya sebatas slogan, tapi benar-benar kami jalani secara aktual. Sebelum mulai melakukan penjelajahan berkeliling Indonesia, kami sudah memiliki "password" untuk dapat menjalin hubungan persahabatan dengan beragam suku yang berbeda latar belakang sosial dan agama. Kami bersyukur selama belasan tahun menjelajahi hampir 150 kota di tanah air dan berinteraksi dengan warga setempat, belum pernah sekali juga kami ditolak. Bahkan kami bukan hanya sebatas berkenalan, tapi sudah menjadi sahabat dan masih terus belangsung hingga kini. Hubungan persahabatan kami yang sudah berlangsung belasan tahun lalu, tidak lapuk dimakan waktu. Passwordnya hanya satu, yakni "Rendah Hati".
ket.foto: diundang oleh Sultan Hamengkuwono X ke kraton Ngayogyakarta/dok.pri
Setinggi Apapun Pencapaian Kita Tetaplan Rendah Hati
Entah karena lagi kejatuhan bulan di pangkuan atau mungkin dapat duren runtuh, ya disyukuri saja. Jangan sampai membuat kita menjadi lupa diri. Karena keberhasilan atau katakanlah kekayaan yang kita bangga-banggakan, boleh jadi bagi orang lain, hanya uang recehan. Atau boleh jadi kita bersahabat dengan pejabat tinggi? Tetaplah rendah hati. Karena bersahabat dengan orang penting, tidaklah secara serta merta menjadikan kita orang penting.
Menjadi sahabat orang banyak sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Bayangkan, di setiap kota yang kita kunjungi, akan ada sahabat yang datang untuk menemui kita. Hal ini baru dapat dicapai bila kita memiliki kerendahan hati. Jadi setinggi apapun pencapaian kita, ya disyukuri saja, tapi tetaplah rendah hati
Apalah arti kekayaan yang kita miliki ,kalau hidup tanpa sahabat?
Hanya sebuah renungan di akhir pekan
Tjiptadinata Effendi