Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Masakan Padang, Barang Mewah di Negeri Orang

Diperbarui: 17 Desember 2020   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket.foto: udang balado.dendeng lado ijo,gule pucuk ubi,gule cubadak dan ikan goreng balado/dokpri.

Jauh Dirantau Orang Baru Merasakan Betapa Berharganya Masakan Negeri Sendiri

Sewaktu masih tinggal di kampung halaman, masakan Padang begitu mudah didapatkan. Ada beragam restoran yang menyajikan bermacam macam masakan.

Kalau di Pondok ada Restoran Pagi Sore yang terkenal. Kemudian ada "Semalam Suntuk", Restoran "Bernama", Lapeh Salero dan Lamunan ombak. Tapi saking mudah mendapatkan masakan Padang, maka rasa menghargai masakan kampung halaman sendiri, secara tanpa sadar mulai meluntur.

Membayangkan dapat menikmati sarapan dengan roti keju, steak domba, barbeque, dan sebagainya. Tetapi setelah menetap di Australia, setiap hari malahan kangen masakan Padang. Karena itu, kami jarang makan di restoran karena di samping harganya selangit, selera masakan "bule" dan selera kami orang Padang memang beda banget.

Tapi walaupun isteri saya setiap hari memasak masakan Padang, tetapi ada masakan yang tidak ada bahannya, yakni pucuk ubi kayu dan sayur nangka. Karena itu selama tinggal di Australia, kami sudah mencoba mencicipi aneka ragam masakan restoran Indonesia yang harganya aduhai, tapi tidak pernah menemukan "gulai cubadak" (nangka) dan "pucuk ubi".

Bahkan tidak jarang, demi mendapatkan masakan idaman saya rela mengemudikan kendaraan selama dua jam. Tapi walaupun namanya masakan Padang.. rasanya..

Rejeki bisa datang dari mana saja

Konon, rejeki bisa datang dari mana saja. Dan ternyata benar. Sudah sejak beberapa hari ini, saya sampaikan kepada isteri saya untuk memasakan saya gule cubadak (sayur nangka), tapi karena tidak ada yang jual nangka hingga kini selera terpaksa ditahan. Ada nangka dalam kaleng, made ini Thailand, tapi di samping harganya mahal juga rasasnya enggak karuan.

Ee tetiba masuk pesan di WA, "Om.ada di rumah? Saya mau antarkan masakan Padang."

Wuih. rasa mendengarkan "nyanyian surga" dan tanpa basa-basi lagi saya jawab, "Ada, kami sudah di rumah"

Dan selang sekitar 15 menit kemudian, pintu rumah ada yang mengetuk atau lebih tepat dikatakan "digedor", mungkin kuatir saya tidak mendengarkan. Padahal telinga saya mendadak jadi tajam, mendengarkan ada yang mau antarkan masakan Padang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline