Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Setelah Rasakan Getirnya Kehidupan

Diperbarui: 7 Desember 2020   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket,foto: di tempat kumuh inilah , kami tinggal selama tujuh tahun ./dok.pri

Dapat Menemukan Makna:" Indah Pada Waktunya"

Bertahun tahun lamanya, saya mencoba merenungkan makna dari kalimat:" Indah pada waktunya",tapi sama sekali tak mampu saya menjangkau makna yang tersirat didalam kalimat ini. Ritual kehidupan yang kami lalui dari hari ke hari ,sarat dengan :

  • kerja keras
  • menahan lapar
  • menahan rasa sakit 
  • air mata yang sudah mengering
  • genangan air 
  • tidak dilihat sebelah mata
  • berhutang untuk sebungkus nasi 
  • anak terbaring pucat tanpa obat
  • Istri kurus dan batuk batuk
  • diri saya sendiri apalagi 

Meratap :"Tuhan jangan lupakan kami "

Kata orang :"Bekerjalah dan berdoalah " .Sudah kami lakukan selama bertahun tahun Berdoa siang dan malam dalam genangan air mata.Kerja keras? Sudah menjadi ritual kehidupan kami. Bahkan  anak yang seharusnya masih terlelap dalam pelukan ibunya,terpaksa harus bangun disubuh hari dan ikut membantu. Bukan dalam hitungan hari dan bulan ,tapi selama tujuh tahun. Bukan dalam konteks sandiwara ,mempertontonkan  kemiskinan dan kemelaratan,melainkan memang bagian dari perjalanan hidup yang pernah kami alami

Kini Baru Memahami Arti dan Makna :"Semuanya akan indah pada waktunya"

Didera oleh penderitaan hidup yang hampir hampir tak tertanggungkan, menoreh luka yang mendalam di hati dan jiwa kami. Kini ,dalam setiap tarikan nafas,selalu terucapkan :"Puji syukur kepadaMu ya Tuhan" Kini saya sungguh sungguh memahami ,arti dan makna dari kalimat "Semuanya akan indah pada waktunya."Bila kami tidak pernah merasakan betapa sakit dan getirnya menjalani hidup dalam penderitaan,mungkin rasa syukur kami hanya akan mengambang dipermukaan. Tapi karena kami sudah mengalami apa artinya,hidup dalam kelaparan,sakit ,menderita,air mata dan tak dipandang sebelah mata,kini rasa syukur kami bagaikan samudra tak bertepi.

catatan: tulisan ini lahir,setelah saya menemukan foto jadul di pagi ini, Foto yang mengingatkan bahwa dulu kami pernah hidup dalam genangan air kumuh di dalam rumah dan genangan air mata dalam hati.Kini badai kehidupan sudah berlalu dan kami dapat menikamati setiap saat dalam rasa syukur yang tak bertepi 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline