Hubungan Guru dan Murid Tidak Sebatas Kenaikan Kelas
Bercerita tentang guru, saya juga pernah menjadi guru di SD RK II St.Fransiskus di kota Padang selama 3 tahun . Dan kemudian saya dialih tugaskan mengajar di SMP Pius ,yang masih berada dalam naungan Yayasan Prayoga Padang.
Walaupun gaji yang diterima pada waktu itu hanya Rp.16.000 .-- (terbaca : enam belas ribu rupiah) ,plus tunjangan "in natura" dalam bentuk beras sebanyak 9 kilogram setiap bulan,tapi sebagai seorang guru, gaji yang hanya cukup untuk hidup selama 2 minggu itu,sama sekali tidak menyebabkan saya mengajar asal asalan. Karena sementara itu, isteri saya juga mengajar di SMP Murni dan di SMP Yos Sudarso dalam mata pelajaran Ilmu Pasti.
Murid Murid Bebas Datang Bertandang Kerumah Kami
Sore hari, murid murid bebas datang bertandang kerumah kami di Pulau Karam dalam ,tepatnya dibelakang Pabrik Kecap Ang Ngo Koh. Baik untuk menanyakan pelajaran,maupun yang datang untuk main main dengan itik peliharaan kami .
Pada waktu itu putra kami baru satu orang,yakni Irmansyah Effendi . Saya dan isteri memperlakukan mereka seperti anak anak kami sendiri. Kalau mereka haus,boleh ambil air minum sesukanya. Tapi memang tidak disediakan kue atau camilan apapun,karena kondisi keuangan kami pada waktu itu masih morat marit.Yang penting,sebelum pulang dari rumah kami ,PR mereka sudah harus siap.
Sesekali orang tua murid datang bertandang,untuk menyaksikan, apa saja yang membuat anak mereka betah bolak balik kerumah gurunya,yakni saya sendiri. Dan setelah menyaksikan anak anak mereka menjadikan rumah kami ruang grup belajar bersama ,sambil bermain,orang tua murid sangat berterima kasih .
Kini Rata Rata Mereka Sudah Berusia 62 Tahun Keatas
Kami bergabung dalam WAG dan hampir setiap hari saling menyapa dan saling memberikan informasi.Minggu lalu,salah seorang mantan murid saya Darwis ,yang dulu pernah menjadi Pimpinan BCA cabang Padang dan kini sudah jadi Pengusaha sukses,berulang tahun ke 66 .Rata rata usia mereka sudah diatas 63 tahun .
Tahun lalu,kami sempat makan bersama di Rumah Makan Sari Minang di Jalan Juanda Jakarta Pusat. Tapi saat kami sudah berada kembali di Australia, dapat kabar salah seorang diantara yang hadir ,yakni Eduard meninggal dunia. Rasanya sedih banget
Dari sekitar 30 orang murid saya di SD Kelas VI,sebagian diantaranya sudah tiada . Berarti dalam usia yang relatif masih muda,yakni sekitar 60 ahun beberapa diantaranya sudah dipanggil Tuhan. Disatu sisi, sebagai mantan guru mereka,saya sangat berbahagia,karena rata rata mereka hidup dalam berkecukupan .