Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Mimpi Buruk Itu Datang Lagi

Diperbarui: 24 Oktober 2020   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: getty.image

Malam Yang Mencengkam

Sejak sore tadi hujan lebat dan disertai bunyi guntur yang seakan merontokan dinding kedai merangkap tempat tinggal kami tiga beranak. Air selokan sudah mulai mengenangi seluruh ruangan ,sehingga tidak ada lagi tersisa tempat bagi kami .

Saya gendong putra kami yang baru satu orang dan belum genap berusia 4 tahun. Tubuhnya gemetaran menahan dingin dan lapar. Saya naik keatas meja ,diikuti isteri saya .Ternyata hanya selang beberapa saat genangan air sudah hampir mencapai bibir meja. 

Satu satunya jalan adalah memanjat ke atas loteng,yang sesungguhnya sangat riskan,karena sudah lapuk. Tapi tidak ada jalan lain. Resiko harus diambil. Dengan menggunakan kursi reyot sebagai tangga,saya yang pertama bergayutan didinding dan berhasil menggapai loteng

 Isteri saya mengangat tubuh putera kami yang kurus pucat setinggi mungkin,agar saya bisa meraihnya. Syukur saya bisa meraihnya  dan mendudukannya disamping saya.Kini tiba giliran isteri saya harus naik. 

Saya turun kembali kebawah dan minta agar isteri saya naik keatas kursi dan kemudian naik keatas bahu saya ,agar dapat menggapai loteng. Dengan susah payah,akhirnya  kami bertiga sudah berada di atas loteng yang gelap gulita . Karena aliran listerik sudah sejak lama diputus PLN karena tidak mampu membayar tunggakan. 

ket.foto: dulu kami tinggal disini/dokpri

Mama Lapar Ma.....

Dalam pelukan ibunya ,putra kami dengan suara memelas berkata:" mama .lapar ma " Dan saya tidak mampu membendung air mata  .Ada rasa bersalah mendalam pada diri saya. mengapa saya tidak mampu merawat anak dan isteri saya? 

"Ya Tuhan, izinkanlah saya sendiri yang menanggung beban hidup ini. Tolonglah ya Tuhan,jangan biarkan anak isteri saja ikut menderita .." pinta saya dengan meratap...

Tetiba terasa tubuh saya digoyang goyang dan suara isteri saya terdengar :" Koko ,mengapa menangis? mimpi buruk lagi yaa" Dan saya terbangun. Bersyukur bahwa mimpi buruk itu sudah berlalu sejak  50 tahun lalu ...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline