Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Perlunya Rasa Tenggang Menenggang dalam Hidup Ini

Diperbarui: 5 Oktober 2020   04:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: dreamtimes.com

 


Fenomena Hidup Yang Menjadi Misteri

  1. A. "Wah, Opa ,pada waktu menjadi narasumber  pada Acara A to Z Kompasiana, saya agak pangling, karena 15 tahun kita tidak pernah bertemu lagi,karena wajahnya berbeda ..Wajarlah ya Opa ,kan sudah 77 tahun.. Yang penting Opa dan Oma sehat ya"
  2. B. Pesan lain :"Wah, Opa tampak masih gagah di usia yang sudah lewat 77 tahun. Apa sih rahasianya Opa?" Kemudian masih ada lagi sanjungan lainnya,:"Wuiih  Opaa. pokoknya keren deh.. tampil calm  dan penuh percaya diri  "

Kriteria Sapaan Yang Berbeda 

Pada sapaan yang pertama (A) sesungguhnya ,tidak ada yang salah . Yang memberikan sapaan dan sekaligus komentar tentang penampilan saya, sesugguhnya menyampaikan secara jujur,bahwa dibandingkan dengan sewaktu kami bertemu 15 tahun lalu, wajah saya sudah jauh berubah. Rambut mulai menipis dan wajah sudah mulai keriput. 

Bagaimana perasaan saya mendapatkan komentar  A tersebut? Kalau boleh dianalogikan,ibarat berkunjung kerumah teman dan disuguhkan air putih dorang. Jadi ya,diminum juga,tapi rasanya tawar saja .

Sedangkan ketika mendapatkan sapaan kedua (B),walaupun sejujurnya saya bukan termasuk tipe orang yang gila sanjungan,tapi mendapatkan sapaan yang menyenangkan hati, saya senang dan hati saya berbunga bunga. Karena dikatakan "masih gagah diusia 77 tahun"  Kalau tadi diibaratkan berkunjung kerumah teman dan disuguhkan air tawar.kini bagaikan disuguhkan secangkir kopi hangat. Wuiih ,nikmatnya.

Padahal  setiap kali bercermin diri sehabis mandi pagi,saya mengakui, bahwa wajah saya pasti banyak berbeda dengan beberapa tahun lalu,apalagi 15 tahun lalu.Tapi tak dapat dibantah,bahwa dalam usia sudah melewati angka 77 tahun,saya masih senang mendapatkan pujian,walaupun tahu ,sebenarnya ucapan tersebut adalah merupakan bagian dari tatakrama berinterasksi dengan orang tua .Dan secara phsikologis merupakan cara untuk bisa akrab dengan seseorang,yakni imemberikan pujian yang sewajarnya.Nah.dalam hal ini, apapun pendapat orang terhadap diri saya,tapi inilah jawaban sejujurnya dari lubuk hati terdalam,bahwa saya terbuka untuk saran dan kritik,tapi tetap saja lebih senang mendapatkan komnetar yang menyenangkan hati.Apakah ini gejala kelainan jiwa ? Saya sungguh tidak tahu jawabannya,karena ada banyak fenomena hidup yang masih merupakan misteri. Setidaknya bagi orang dengan tipe seperti diri saya 

Ilustrasi ini hanya sekedar contoh saja.Karena lebih tepat saya menjadikan diri sendiri sebagai perumpamaan ,ketimbang menggunakan nama orang lain,yang dapat menyebabkan orang  yang disebut namanya  .salah menerimanya Dan terjadi salah pengertian 

Terus Terang Tidak Selalu Baik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline