Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Kasih Itu Jangan Pura-pura

Diperbarui: 22 Agustus 2020   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ket. foto: bersahabat dengan anak-anak Papua /dokpri

Persahabatan yang Tulus Tidak Memilah-milah

Dalam hal bisnis, semuanya dihitung, termasuk hal-hal yang tampaknya kecil dan sepele. Karena yang menyebabkan sebuah perahu tenggelam adalah karena mengabaikan kebocoran yang kecil. Sekecil apapun pengeluaran harus dicatat hingga mendetail. Kalau karyawan disuruh untuk berbelanja sesuatu, maka sekembalinya harus memberikan bukti di toko mana ia berbelanja dan disertai bukti pembayaran.

Ket. foto: bersahabat dengan sopir, mengapa tidak?/dokpri

Dalam Persahatan Kita Tidak Menghitung Untung dan Rugi

Berbeda dengan ketika berbisnis, maka ketika menjalin hubungan persahabatan dengan orang sekitar, maka kita tidak lagi menghitung untung rugi bila bersahabat dengan seseorang karena persahabatan sejati tidak didasari oleh kepentingan pribadi. Karena itu, kita boleh jadi bersahabat dengan orang penting ataupun dengan menteri, tapi bukan berarti menjaga jarak dengan orang yang dianggap "tidak selevel". Di sinilah sikap mental kita diuji, apakah benar kita tulus dalam menjalin hubungan persahabatan atau bersahabat agar bisa dekat dengan sumber kekuasaan?

Ket. foto: bersama Kol.TNI.(P) Bambang Suko Winarno ,mantan bupati Kerinci 2 kali berturut turut dan istri Hj.Nurul/dokpri

Dianggap Manusia Langka 

Pernah sewaktu di Jambi, kami dijemput oleh sahabat kami Kol.TNI AD (P) Bambang Suko Winarno dan isteri. Pak Bambang ini dulu pernah dua kali menjadi Bupati di Kerinci. Nah, bayangkan  pernah jadi Bupati 2 kali, masa iya  harus menjemput kami dan disopiri sendiri? Maka saya iseng bertanya, "sopirnya mana, Pak Bambang?" Dan langsung dijawab dengan gaya tentara, "Sopir apaan? Saya kan masih kuat mengemudi."

Karena sudah lama tidak bertemu, maka sifat iseng saya muncul dan bertanya, "Pak Bambang punya Pompa Bensin berapa unit?" Langsung dijawab dengan suara keras, "Pompa Bensin apaan?" Mendengar nada bicara pak Bambang meninggi, saya semakin betah menggoda.

"Oh, mungkin Pak Bambang iivestasi di perkebunan karet yaa?" Kata saya sambll menahan ketawa. Sementara itu sudah 3 kali saya dicubit oleh istri dan mengisyarakatkan agar saya jangan menggoda lagi.

foto-17-ag-kiriman-noval-kjri-1-5f41304a097f365e8326e144.jpg

dokpri/di KJRI Perth

Tetiba Pak Bambang berkata dengan nada serius,

"Begini Pak Effendi, Kalau saya punya pompa bensin atau kebun karet, Anda boleh ambil. Ini saksinya, istri saya dan istri pak Effendi." 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline