Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Terlanjur Dililit Utang, Apa yang Harus Dilakukan?

Diperbarui: 8 Agustus 2020   04:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: kompas.com

Berbagi Pengalaman Pribadi

Menikmati hidup tanpa hutang piutang,sungguh  terasa bagaikan hidup di taman Firdaus. Jauh dari kemungkinan pecah rasa dari sahabat  atau pecah kongsi dari sanak keluarga. Karena dalam hidup ini,penyebab terbesar orang putus hubungan persahabatan,bahkan putus hubungan kekeluargaan adalah lantaran masalah hutang piutang/

Sejak memutuskan untuk tinggal di Australia,maka seluruh urusan utang piutang saya bereskan. Sehingga kami bebas murni dari hutang dari pihak manapun. 

Kalau yang namanya Piutang, sudah sejak lama saya hapus dari pembukuan,karena hanya sebatas catatan dan tak akan pernah dapat ditagih lagi, Memaksa menagih,maka resikonya adalah putus hubungan. Maka saya memlih mengikhlaskan  semua piutang dan membereskan semua hutang kami,Sehingga kami dapat meninggalkan tanah air tanpa beban pikiran. 

Pernah Merasakan Hidup Dililit Hutang

Mungkin tidak banyak yang tahu,bahwa saya pernah merasakan hidup  dililit hutang.Bukan karena berfoya foya ,tapi karena ditipu mitra bisnis di Singapore . Jumlahnya sangat fantastis,yakni senilai 65 ton komoditas ekspor.

Akibatnya perusahan saya colapse .Saya merasakan hal ini bagaikan sebuah palu yang dihantamkan kedada saya.teramat menyakitkan,karena pelakunya adalah sahabat bisnis selama bertahun tahun. Orang yang setiap kali bertemu selalu memeluk saya dan memanggil :"My brother "kepada diri saya. Belum reda goncangan batin saya,ternyata orang yang sudah kami anggap sebagai keluarga sendiri, ternyata melarikan uang perusahaan dalam jumlah yang fantastis.Hal ini sungguh merupakan pukulan berat bagi saya dan keluarga

Apa Tindakan Saya?

Langkah pertama saya lakukan adalah mendata ulang semua utang piutang,  Ada saham dari keluarga,ada saham dari teman,yang dipercayakan kepada kami. Kami memutuskan menjual seluruh aset pribadi yang terdiri dari  :

  • 8 unit rumah di Komplek Wisma Indah I ,Padang
  • 3 Kavling tanah di Tabing,
  • 2 kavling tanah di samping telkom

Hasil dari penjualan seluruh aset pribadi ,saya gunakan untuk mengembalikan uang saham dari anggota keluarga dan teman teman. Ternyata masih ada yang kurang,maka sedan corolla pun kami jual dan sisanya kami belikan sebuah kendaraan niaga. Yang difungsikan oleh istri saya untuk antar jemput anak anak sekolah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline