Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Sarjana Menikah dengan Tukang Bangunan? Bukan Aib

Diperbarui: 27 Juli 2020   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket.foto: gaji tukang bangunan rata rata 5-6 ribu dolar perbulan/dok.pri

Penghasilan Tukang Bangunan Lebih Besar dari Sarjana

Beda negeri, beda budaya, dan beda sudut pandang. Kalau di negeri kita, seorang wanita sarjana menikah dengan seorang tukang bangunan, agaknya masih terasa janggal kedengarannya. Baik bagi pengantin yang akan menikah, maupun keluarganya. 

Kalau dalam pembicaraan emak-emak ada pertanyaan, " Menantunya kerja di mana bu?" Mau menjawab, " Hm mantu saya tukang batu," hampir pasti akan ada pertanyaan bernada heran, "Lho kog bisa begitu? Putri ibu kan sarjana.guru lagi, kog menikah dengan Tukang Batu?" 

Nah, ini adalah gambaran yang terjadi di negeri kita, di mana posisi "orang kantoran" masih dianggap selevel lebih tinggi ketimbang pekerja kasar seperti Tukang Batu atau Tukang Kayu.

Tapi seperti kata peribahasa, "Lain Padang, Lain pula Belalangnya". Di sini gaji tukang bangunan, atau tukang las, rata-rata sekitar 5-6 ribu dolar atau setara dengan 60 juta rupiah uang kita. Jumlah ini lebih besar dari gaji rata-rata "orang kantoran".

Sudut Pandang yang Berbeda

Lain padang lain belalangnya,lain negeri lain pula sudut pandang terhadap berbagai masalah hidup. Teman cucu kami, seorang sarjana pendidikan dan mengajar di salah satu sekolah negeri setingkat SMA menikah dengan seorang Tukang Batu. 

Tapi di sini tidak ada yang heran, apalagi sampai nanya-nanya, mengapa begini mengapa begitu? Karena dalam pergaulan dan berinteraksi dengan orang sekitar, orang di sini sama sekali tidak peduli kerja apa atau punya titel ataupun tidak. 

Rata-rata orang Australia tidak menggunakan titel di depan maupun di belakang namanya. Walaupun sesungguhnya lulus Master of degree. Contoh aktual lainnya, cucu kami Dea Karina Putri lulus Master of degree, tapi sejak lulus dan diwisuda tidak pernah menggunakan titelnya. Karena di sini dalam pergaulan, orang hanya melihat dari cara kita melayani tamu. Mengenai apa posisi kita, sama sekali tidak penting.

Selama lebih dari sepuluh tahun di Australia, saya tidak tahu apa agama dan apa persisnya pekerjaan teman-teman kami, kecuali mereka yang mulai menceritakannya.

Tukang Pel Lantai Berani Ajak Nyonya Rumah  ke Restoran

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline