Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Pakai Masker Sudah Susah, Apalagi Hidup Pakai Topeng

Diperbarui: 22 Juli 2020   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mari Kita Jalani Hidup Apa Adanya

Bukan hanya kita ,tapi hampir semua orang di dunia,sudah merasakan,betapa merepotkan hidup dengan mengunakan masker. Apalagi bagi yang ingusan,harus membawa persediaan masker dalam tasnya,agar bila sudah tercemar oleh ingus,langsung bisa diganti. 

Bayangkan,untuk ngomong saja harus diulangi beberapa kali agar orang dapat menangkap apa yang dimaksudkan,.Apalagi mau berbicara berbisik bisik 4 mata.Yang keluar dari mulut mungkin kata Selamat,tapi yang didengar orang boleh jadi Selam . 

dokpri

Kembali Ke Judul

Karena kita sudah merasakan bahwa hidup dengan menggunakan masker sungguh sangat merepotkan dan menyebabkan rasa tidak nyaman,bukan hanya bagi diri kita, tapi juga bagi orang yang berinteraksi dengan diri kita. Apalagi bila hidup dengan menggunakan :"Topeng" ,hanya karena ingin menutupi wajah asli kita. Alangkah nikmatnya hidup apa adanya. Sehingga tidak perlu gonta ganti topeng. 

Biarlah orang tahu,tentang diri kita sesungguhnya.Tentang kelebihan dan kekurangan diri atau tentang masa lalu hidup kita yang kelam. Sehingga orang tidak akan pernah menyesal telah menjalin hubungan persahabatan dengan diri kita.

dokpri

Jangan Sampai Orang Menyesal Pernah Bersahabat Dengan Kita

Bila kita selalu menampilkan sisi positif dan cemerlang dari diri kita dan berusaha menutupi masa lalu kita yang kelam,bahwa dulu kita pernah jadi kuli atau dulu pernah utang sebungkus nasi nggak bisa bayar dan hanya menampilkan bahwa diri kita kini sudah hidup mapan.

Maka suatu waktu ketika topeng kita terbuka,maka pada saat itu orang akan menyesal pernah bertemu dengan kita. Seperti lirik lagu yang sentimentil.:"Bukan perpisahan yang kutangisi,tapi pertemuanlah yang kusesali"

Biarlah orang tahu bahwa diri kita dan boleh jadi keluarga kita bukanlah orang orang yang sempurna,tapi hidup dengan segala kelebihan dan kekurangan diri.  Bahwa disamping kelebihan yang ada pada diri kita, sekaligus banyak kekurangan atas diri kita dan keluarga kita. Sehingga bila suatu ketika  orang mengetahui kisah tentang kekurangan  diri dan keluarga kita dari orang lain,maka  ia  masih tetap mau menjadi sahabat kita,maka ia tidak akan pernah menyesal bersahabat dengan kita. Karena kita tidak pernah mengawali persahabatan dengan kepalsuan atau dengan memalsukan jati diri sesungguhnya 

Alangkah eloknya tampil apa adanya:" Inilah diri saya,dengan segala kelebihan dan kekurangan diri "Kalau orang masih mau bersahabat dengan kita,tentunya puji syukur kepada Tuhan . 

Sebuah renungan kecil di pagi hari

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline