Sungguh Merupakan Sebuah Kebahagiaan Tak Ternilai
Seperti yang sudah pernah saya tuliskan,bahwa dari belasan judul buku karya tulis saya yang sudah diterbitkan, 9 judul diantaranya diterbitkan oleh PT Elekmedia Komputindo di Jakarta.
Agar tidak melanggar aturan yang sudah ditetapkan oleh Kompasiana,maka saya hanya menulis sekilas saja sekedar sebagai pengingat. Buku buku tersebut dicetak ulang antara 9 hingga 15 kali,sehingga pernah di muat di koran Kompas,sebagai buku :"National Best Seller"
Seluruh hasil royalti buku tersebut selama beberapa tahun,saya tabungkan ,sehingga terkumpul lebih dari 200 juta rupiah. Setelah anak anak ketiganya sudah berkeluarga,maka uang tersebut saya manfaatkan untuk mengajak istri travelling keliling dunia.
Penghargaan Sebagai Kompasianer of the Year 2014
Tulisan ini ditulis,karena terinspirasi setelah membaca tulisan sahabat kita Pak Johanis,tentang Kompasianival. Saya termotivasi untuk menuliskan bahwa bagi saya pribadi mendapatkan penghargaan dari Kompasiana sebagai Kompasianer of the Year 2014 ,pada tanggal 22 November,2014,jauh lebih bernilai dari total uang yang saya terima dari hasil royalty buku buku saya.
Mengapa saya katakan demikian? Karena kalau masalah traveling keluar negeri,siapa saja yang memiliki sejumlah uang,akan dapat melakukan perjalanan kemana saja dikehendakinya.
Akan tetapi, untuk dapat meraih penghargaan sebagai Kompasianer of the Year, tidak dapat dinilai dengan uang. Dan juga tidak akan dapat diraih hanya karena piawai dalam hal tulis menulis.
Ada banyak pertimbangan dari Admin, yang sejujurnya saya tidak tahu secara persis. Kemungkinan,karena saya termasuk seorang Kompasianer yang paling sering melakukan :"Kopdar " Karena pada waktu itu semboyan Kompasiana adalah :'Sharing and connecting" ,tapi kini sudah diubah .
Menulis Memang Bukan Untuk Meraih Penghargaan
Seperti juga halnya,ketika saya buku saya yang pertama diterbitkan oleh PT Elekmedia Komputindo.sungguh sudah merupakan penghargaan terbesar bagi saya Sama sekali saya tidak berpikir tentang uang. Tapi ketika kemudian dalam rekening saya mengalir uang masuk. tentu saja saya tidak menolak