Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Di Australia yang Pakai Masker Hanya Orang Sakit

Diperbarui: 26 Juni 2020   04:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket,foto: berbelanja di Woolworth ,salah satu supermarket jumbo di Joondalup -Australia barat/dok.pribadi

Dan Petugas di Rumah Sakit

Serangan pandemi covid 19  yang menyerang dunia  sudah  memporak porandakan tatanan kehidupan manusia  Hal ini ditandai dengan Panic buying yang melanda seluruh dunia Awalnya orang memborong masker dan bahan makanan sehingga supermarket kehabisan stock dan mengambil tindakan membatasi jumlah maksimal pembelian setiap jenis barang. Kemudian disusul dengan diterapkannya sistem lockdown/

Setiap hari, bahkan bisa jadi setiap saat terjadi perubahan demi perubahan Mulai dari penerapan aturan lockdown ,yang awalnya hanya merupakan himbauan saja, kini sudah berubah menjadi kewajiban. Bahkan di Australia disertai dengan ancaman denda yang cukup besar, yakni berkisar antara 1000 dolar hingga 1,600 dolar. Kemudian awalnya masih boleh berkumpul kumpul dengan teman teman,selama tidak lebih dari 10 orang mendadak berubah menjadi hanya 2 orang. 

Setiap negara punya  aturan yang berbeda  beda. Tapi ada satu hal yang mungkin merata,yakni hampir rata rata orang rebutan membeli masker. Dari yang harganya selangit, hingga sekedar membeli secarik kain untuk penutup mulut dan hidung,tanpa peduli  apakah sudah sesuai dengan syarat kesehatan atau tidak.Yang penting,orang pakai tutup mulut dan hidung dan kita juga pakai tutup mulut dan hidung. 

Bedanya ,kalau di Indonesia orang rebutan beli masker,tapi di Australia yang paling diburu justru adalah paper toilet,karena rata rata orang Australia sudah terbiasa melakukan finishing touch sehabis "out put" dengan menggunakan paper toilet. Jadi kalau tidak ada paper toilet,mereka jadi bingung dengan apa mau lakukan finishing touch bila sudah selesai lakukan pembersihan diri di toilet

llustrasi: supplied./abc.net.au

Corona Virus Bisa Membedakan Korban?

Logikanya Corona Virus tidak akan membeda bedakan korbannya, mana yang orang Indonesia dan mana orang Australia. Tapi uniknya,ketika di Indonesia dan dibeberapa negara lainnya, diterapkan aturan wajib memakai masker,justru di Australia hanya orang sakit dan petugas di rumah sakit dan klinik yang menggunakan masker.

Mengapa Bisa Terjadi Seperti ini?

Nah, agar saya tidak salah menerjemahkan,maka silakan dibaca sebait kutipan dibawah ini:

People in other countries have to wear masks. Most Australians don't. Why?Many countries around the world, as well as some US states, have implemented various directions for people to wear face masks in public places to try and limit the spread of coronavirus.In parts of Asia, it's almost expected out of courtesy and safety to wear a face mask, but places like Singapore have now introduced fines if people don't wear one.And in the US, the Centers for Disease Control and Prevention (CDC) recommends "wearing cloth face coverings in public settings where other social distancing measures are difficult to maintain". Some states have enforced the use of masks in shops or other public spaces and the CDC has encouraged people to make their own cloth masks.In Australia, the current advice from the Federal Government is that the majority of people won't benefit from wearing a surgical mask and if you're well, you don't need one.  ( sumber : abc.net.au)

Catatan tambahan :

Selama masa pandemi berlangsung,kami setiap hari ke pantai untuk refreshing,tapi belum pernah tengok orang pakai masker.Begitu juga ketika  ke supermarket untuk berbelanja dan ke kantor pos untuk sesuatu urusan. Bahkan kemarin ke Shenton Medical Centre untuk urus lakukan medical check up sebagai syarat memperpanjang SIM,selain dari dokter dan petugas klinik,tak tampak orang mengenakan masker,kecuali yang lagi batuk batuk 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline