Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Di Saat Bertemu Justru Kehilangan?

Diperbarui: 24 Juni 2020   05:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : dokumentasi pribadi tjiptadinata effendi

Menyesali Pertemuan

Berpindah pindah kediaman seperti kucing beranak menyebabkan saya kehilangan kontak dengan sahabat sahabat semasa kecil yang sekaligus adalah tetangga teman bermain selama bertahun tahun. Tiada hari tanpa kami bertemu dan bersenda gurau.

Bahkan ketika beranjak dewasa kala saat itu situasi keamanan tidak kondusif ,karena adanya pergolakan di daerah,yakni PRRI, kami juga setiap malam bertemu di pos ronda. Walaupun masih duduk di SMP tapi didera oleh kehidupan yang keras, kami menjadi dewasa lebih cepat. 

Dewasa dalam keartian yang positif, yakni ikut memiliki rasa tanggung jawab terhadap keamanan di kampung kami yang bernama Kampung Kali Kecil ,yang masih termasuk dalam wilayah Pulau Karam di kota Padang. 

Membaca nama Pulau Karamtanpa perlu penjelasan lebih lanjut rasanya setiap orang sudah memahami,bahwa bila hujan lebat selama beberapa jam,maka daerah ini "karam" alias terendam air. Walaupun tidak jarang kami bertengkar tapi kami cepat rujuk kembali dan akur. 

Kenangan manis ini terpateri terus hingga kami sama sama beranjak dewasa dan akhirnya terpisah oleh perjalanan hidup. Ada yang pindah ke Pekanbaru, ada yang ke Medan dan ada juga sahabat saya yang mencoba peruntungan di Jakarta Dan secara total kami saling kehilangan kontak. Hanya tersisa kenangan indah semasa remaja.

Akhirnya Bertemu 

Suatu waktu ketika saya dan istri sudah tinggal di Jakarta dan berbelanja ke Anggrek Mall, tiba tiba pandangan mata saya tertuju pada seseorang. Saya ingat benar wajah ini,karena adalah sahabat baik dan sekalgus tetangga persis disamping rumah orang tua kami di Jalan Kali Kecil .

Tak sabaran karena kuatir kesempatan bertemu hilang, maka saya kejar sahabat saya yang bernama Rudy (bukan nama sebenarnya). Saya pegang tangannya dan Rudy tampak kaget dan menepiskan tangan saya. 

Saya langsung berkata, "Rudy, ini saya, kita tetangga dulu di Kali kecil, masih ingat nggak?" Rudy memandangi wajah saya berkata tanpa ekspresi, "Oh ya apa kabar? " 

Menyaksikan sikapnya yang dingin, suasana hati saya yang gembira bertemu sahabat lama tiba tiba bagaikan terhempas. Bayangan bahwa kami akan saling berpelukan buyar. Apalagi disusul dengan kata katanya yang datang, "Maaf ya. saya mau buru buru" sambil menyalami saya dengan ujung jarinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline