Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Semua Teriak "Susah!", Siapa Sih yang Sesungguhnya Susah?

Diperbarui: 5 Mei 2020   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi

Era Corona Masa Ujian Mental Bagi Kita Semuanya

Sejak miss Corona datang bertandang, dari sejak mata dibuka hingga larut malam,99,9 persen isi berita di medsos dan di WAG adalah mengenai pandemi Covid 19. Memang ada info yang bermanfaat, terutama tentang aturan lockdown dan social distancing yang diterapkan dihampir seluruh dunia juga penjelasan tentang apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi agar jangan sampai terpapar oleh Virus Korona 

Tapi selebihnya adalah ungkapan tentang betapa susahnya menjalani hari hari di masa lockdown. Orang seakan berlomba lomba mengungkapkan,betapa susah diri dan keluarganya,dalam menghadapi situasi saat ini. Untuk jelasnya, saya kutip beberapa diantaranya tanpa perlu menuliskan nama pengirim pesan .Antara lain:

A. -Sejak diberlakukannya sisitim lockdown dan diharuskan WFH, saya jadi bingung. Susah amat rasanya harus berada sepanjang hari dirumah. Makna anak bungsu  rewel, tanya tentang PR, sementara anak yang sudah di SMP membuka volume tv dengan maksimal, katanya mau Study from home Belum lagi istri yang teriak minta dibantu angkat jemuran. Huh rasanya sumpek banget menjalani hari yang membosankan. Akhirnya bolak balik makan sehingga tubuh semakin subur. Kalau lama lama seperti ini, sungguh saya jadi stress!

B. - Nggak enak banget ya, mau beribadah saja nggak bisa. Semua  rumah ibadah ditutup dengan alasan macam macamlah, tak ubahnya bagaikan hidup di negara komunis. Kalau masalah WFH  ya masa bodohlah, kita mau kerja atau nggak Boss mana tahu, yang  penting laporan dikirim setiap hari. Huh, susah banget rasanya hidup seperti ini, mau beribadah saja tidak bisa. Padahal tempat yang paling afdol untuk berdoa kan di rumah ibadah?

C- Duh, biasanya setiap hari Sabtu.kita ada acara arisan bersama ibu ibu. Sehabis arisan makan bersama dan gosip sana sini. Sejak si Covid ini mengacau hidup manusia, rasanya gimana tuh.? Susah banget, sudah sebulan tidak ketemu teman teman arisan. Sepanjang hari dirumah, nonton tv, makan tidur, kan bosan ? Kalau berlanjut bisa jadi stress nih.

D - Om, saya sudah sejak bulan lalu di PHK, begitu juga ayah saya yang biasanya kerja mencuci mobil tapi sejak masa lockdown tidak ada lagi yang datang cuci kendaraan. Sementara kondisi seperti ini ,maka saya dan ayah beli alat pancing bekas dan ke sungai. Alhamdulilah Om.. hasil pancingan kami jual dan dapat memenuhi kebutuhan dapur sehari harian. Seperti pesan Om yang masih saya ingat " Selalu ada jalan,bila ada kemauan. " 

Komentar Yang Melukiskan Jiwa Penulisnya

Ke empat komentar yakni A-B -C- D dikutip seutuhnya dari WAG dengan meniadakan nama si Pengirim. Kalau disimak Komentar dari A-B-C, menunjukkan bahwa dalam kondisi ekonomi yang berkecukupan .Ada tv dirumah,mau makan tinggal buka lemari dan seterusnya ,tapi masih mengeluh "Susah banget"hanya karena tidak bisa bertemu teman teman karena diberlakukan lockdown dimana mana.

Sedangkan pada komentar D, jelas terbaca bahwa keluarga ini hidup jauh dari berkecukupan, tapi dalam segala keterbatasan bukannya berkeluh kesah malahan mengucapkan "Alhamdulilah " dari hasil pancing dirinya dan ayahnya, mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup sekeluarga.

Gambaran hidup yang sangat sederhana, tapi sesungguhnya mencerminkan kondisi masyarakat di era corona ini yang dapat dijadikan refleksi diri untuk tidak lagi berkeluh kesah dalam kecukupan. Seperti kata peribahasa "Jangan lihat siapa yang berbicara,tapi dengarkanlah apa yang dikatakannya. " 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline