Dari Panic Buying hingga Percaya Boneka Dapat Jadi Tumbal Covid 19
Tanpa perlu menghabiskan waktu untuk berselancar di google mencari data dan fakta.karena setiap saat kita sudah dijejali dengan aneka ragam perkembangan berita seputar efek serangan Covid -19. Baik yang menceritakan tentang jumlah korban yang terpapar,hingga yang tewas akibat serangan Pandemi coronavirus yang melanda dunia,tapi juga dahsyatnya efek psikologis yang diciptakannya.
Mulai dari panic buying yang menyebabkan begitu banyak orang kehilangan kemampuan kontrol diri sehingga ikut beramai ramai memborong segala macam kertas tissu, hingga memborong bahan makanan apa saja yang menyebabkan sebagian besar rak pajangan kosong.
Hari ini,untuk keempat kalinya, Woolworth salah satu supermarket jumbo, mengirimkan email permintaan maaf karena barang barang yang saya pesan sejak minggu lalu ternyata ada beberapa yang sudah kehabisan stock. Padahal sebelumnya, baik Woolworth maupun Coles dan Aldy yang merupakan 3 besar supermarket di Australia, menyatakan bahwa persediaan stock barang cukup untuk 70 juta orang atau hampir tiga kali lipat dari jumlah penduduk yang ada. Buktinya pisang, buncis dan kacang panjang yang saya pesan tidak ada dalam stock.
Efek Domino
Efek domino yang merupakan reaksi berantai adalah efek kumulatif yang diakibatkan oleh sebuah peristiwa sehingga memicu reaksi yang serupa serta melibatkan orang banyak.
Setiap orang tentu saja secara bebas dapat menafsirkan arti dan makna dari efek domino ini karena tidak ada patokan yang baku mengenai hal ini. Tapi tulisan ini tak hendak membahas tentang makna dari domino effect ini, melainkan sekedar menyampaikan betapa dahyatnya efek psikologis melanda dunia.
Tak berhenti hingga panic buying, kini orang berburu aneka ragam boneka. Tak terbayangkan bahwa orang sampai percaya bahwa boneka dapat menyelamatkan keluarga mereka dari serangan virus Corona.
Pada awalnya,saya kira kemungkinan ada hubungannya dengan keyakinan dari orang yang berasal dari Pulau Nias karena di seputar jalan Nias di daerah Joondalup tampak rumah rumah dipasangi aneka ragam boneka. Dan menilik dari bangunan rumah yang bernilai tak kurang dari satu juta dolar, tidak mungkin penghuninya tidak berpendidikan.
Penempatan Boneka sebagai Tumbal Meluas
Ternyata perkiraan awal meleset karena kini penggunaan boneka sebagai tumbal menghadapi virus corona, semakin meluas, bahkan tetangga kami yang termasuk taat beribadah juga menggunakan boneka di teras rumahnya. Karena wanita yang sudah hampir seusia saya, ini menjelaskan bahwa boneka dapat menjadi tumbal bagi keselamatan keluarga berdasarkan kepercayaan dari Yamaica.