Menjaga Persahabatan itu Sesulit Membalik Telapak Kaki
Untuk menjalin hubungan pertemanan sangat mudah. Ketemu sama sama naik kereta api atau sama sama minum di warung kopi, terus mulai percakapan santai hingga saling bertukar nomor Ponsel.
Dalam sekali hadir pada acara 17 Agustusan atau festival kuliner yang melibatkan komunitas orang Indonesia, sekaligus bisa mendapatkan beberapa kenalan.
Kalau ada peribahasa mengatakan "sekali merangkul dayung, dua tiga pulau terlampaui", maka dalam hal ini dapat dikatakan, sekali berkunjung dalam acara belasan kenalan baru langsung didapat.
Bertemu, berkenalan, menjadi teman, dan kemudian bila dirasakan ada kecocokan auranya, maka dapat dilanjutkan dengan meningkatkan status dari teman, menjadi sahabat.
Hingga di sini, semua dapat berjalan begitu lancar, tanpa hambatan. Tak berlebihan bila dikatakan "semudah membalik telapak tangan".
Terputusnya Komunikasi Sering Mengubah Seorang Sahabat Menjadi Orang Asing
Seiring perjalanan waktu, beda kepentingan, beda kesibukan, dan beda kota, maka perlahan lahan status persahabatan tadi menurun kembali ke status pertemanan.
Bahkan tidak jarang sahabat dan tetangga sewaktu kecil karena saking lama tidak berkomunikasi ketika bertemu seakan bertemu sosok orang asing. Yang hanya berbicara sangat formal.
Mungkin bukan hanya saya pribadi yang pernah mengalami, tapi juga orang lain. Mendapatkan nomor telepon sahabat lama, terus saking antusiasnya langsung menelpon. Tapi ternyata nada suara yang menerima terasa sangat asing,