Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Sama-sama Air Mata, Tapi Beda Cita Rasa

Diperbarui: 12 Desember 2019   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket.foto: makan bersama putra kami,yang dulu pernah merasakan pahit getirnya hidup /dokumentasi pribadi

Rayakan Natal Bertahun Tahun Dengan Genangan Air Mata

Orang Kristiani yang hidupnya sudah mapan, menyambut Hari Raya Natal dengan pesta besar-besaran di restoran mewah. Makan dan minum sepuasnya sambil tertawa, hingga keluar air mata. Tapi air mata yang keluar dari kelompok ini,adalah air mata kebahagiaan. Bahagia bisa merayakan Natal bersama seluruh keluarga besar dan teman teman dengan suasana yang sangat mendukung. Baik di hotel maupun di restoran.

Perayaan Natal tidak identik dengan kemewahan? Setuju banget. Merayakan Natal tidak harus dengan pesta besar besaran? Juga sangat setuju!

Tapi bila ada yang mengatakan,bahwa pada setiap Hari Raya Natal,seluruh umat Kristiani bergembira dan bersukacita,maka saya  adalah orang pertama yang protes.

Karena tidak semua orang Kristiani dapat merayakan Natal dengan hati yang gembira. Kami,yakni saya dan isteri,serta putra pertama kami,sudah merasakan.

Setiap kali Hari Natal Tiba, dimana mana orang bernyanyi dengan gembira dan kemudian diikuti dengan acara makan bersama keluarga tercinta atau dengan teman teman.

Tapi selama tujuh kali Hari Raya Natal tiba, kami "rayakan" dengan genangan air mata,karena kondisi hidup yang morat marit

Inilah Cuplikan Dari Suasana Natal Bagi Kami Tempo Dulu

Sejak pulang dari sekolah ,wajahnya sangat ceria. Karena tadi di sekolah bu guru menceritakan tentang perayaan Natal ,yang dirayakan di seluruh dunia.

Karena itu begitu tiba di kedai yang merangkap tempat tinggal kami, putra kami terus mengatakan, "Papa mama.. sudah dekat Natal. Hari Raya Natal.. kita beli kue ya" kata putra kami, yang pada waktu itu baru satu. 

Saya dan istri hanya mampu saling pandang. Dan tanpa terasa ,ada sesuatu yang hangat mengalir dari mata kami dan jatuh menetes di lantai. Karena listrik di kedai kami sudah diputus oleh Petugas PLN karena sudah 2 bulan menunggak, sehingga kami butuh uang untuk melunaskan tunggakan kami pada PLN. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline