Berpotensi Menjadi Sumber Perpecahan
Namun mencari kebenaran yang hakiki ,memang sangat rumit. Karena sudah dapat diterka,jawaban yang akan diperoleh adalah tergantung dari siapa yang memberikan jawaban.
Boleh jadi jawaban yang satu dengan lainnya, bukan hanya tidak sejalan,tapi bisa jadi bertolak belakang. Tergantung pada kepentingan sosok yang memberikan jawaban. Apakah yang dimaksudkan dengan kebenaran? Pertanyaan yang sangat sederhana, tetapi tidak semudah itu untuk mencari jawabannya.
Kita Bisa Memetik Pelajaran Ilmu Kehidupan Dari Apa Saja
Learn from the cradle into grave. Belajar sejak dari buaian,hingga ke liang lahat. Atau dalam kalimat lain,hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir.
Kita bisa belajar dari seekor semut,tentang kerja keras dan hidup berbagi. Bagaimana seekor semut ,ketika mendapatkan sebutir nasi,tidak disembunyikan untuk dimakan sendiri,melainkan dengan susah payah membawa sebutir nasi tadi ke sarangnya ,agar yang lain juga dapat menikmati makanan tersebut.
Atau kita bisa belajar dari sepasang burung pipit .Ketika sarang mereka diporak porandakan oleh badai ,mereka tidak menghabisi waktu dengan meratapi nasib ,melainkan bekerja sama untuk membangun kembali sarang mereka yang sudah hancur.
Dari sepasang burung pipit,yang hanya bernilai 10 ribu rupiah di pasar,ternyata dapat dipetik pelajaran ilmu kehidupan yang tak ternilai,yakni meratapi nasib tidak akan mengubah apapun.Satu satunya cara adalah kerja keras untuk memperbaiki nasib.
Belajar Dari Sebuah Legenda
Selain dari semut dan burung pipit, ada begitu banyak legenda yang dapat dipetik hikmahnya,walaupun legenda tersebut bukan dari negeri kita.. Misalnya Legenda Tentang Gajah di Negeri Thailand.
Alkisah ,tempo dulu ,di Thailand.belum ada gajah. Maharaja adalah seorang bijak,yang ingin meningkatkan kecerdasan rakyatnya.Agar tahu bagaimana sebenarnya bentuk gajah itu. Karena itu, Maharaja bertitah kepada penasihatnya ,agar memesan gajah dari negeri seberang.