Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Kebenaran yang Sepotong-sepotong

Diperbarui: 5 Desember 2019   05:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pixabay.com

Berpotensi Menjadi Sumber Perpecahan

Namun mencari kebenaran yang hakiki ,memang sangat rumit. Karena sudah dapat diterka,jawaban yang akan diperoleh adalah tergantung dari siapa yang memberikan jawaban. 

Boleh jadi jawaban yang satu dengan lainnya, bukan hanya tidak sejalan,tapi bisa jadi bertolak belakang. Tergantung pada kepentingan sosok yang memberikan jawaban. Apakah yang dimaksudkan dengan kebenaran? Pertanyaan yang sangat sederhana, tetapi tidak semudah itu untuk mencari jawabannya.

Kita Bisa Memetik Pelajaran Ilmu Kehidupan Dari Apa Saja

Learn from the cradle into grave. Belajar sejak dari buaian,hingga ke liang lahat. Atau dalam kalimat lain,hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir. 

Kita bisa belajar dari seekor semut,tentang kerja keras dan hidup berbagi. Bagaimana seekor semut ,ketika mendapatkan sebutir nasi,tidak disembunyikan untuk dimakan sendiri,melainkan dengan susah payah membawa sebutir nasi tadi ke sarangnya ,agar yang lain juga dapat menikmati makanan tersebut.

Atau kita bisa belajar dari sepasang burung pipit .Ketika sarang mereka diporak porandakan oleh badai ,mereka tidak menghabisi waktu dengan meratapi nasib ,melainkan bekerja sama untuk membangun kembali sarang mereka yang sudah hancur. 

Dari sepasang burung pipit,yang hanya bernilai 10 ribu rupiah di pasar,ternyata dapat dipetik pelajaran ilmu kehidupan yang tak ternilai,yakni  meratapi nasib tidak akan mengubah apapun.Satu satunya cara adalah kerja keras untuk memperbaiki nasib.

Belajar Dari Sebuah Legenda

Selain dari semut dan burung pipit, ada begitu banyak legenda yang dapat dipetik hikmahnya,walaupun legenda tersebut bukan dari negeri kita.. Misalnya Legenda Tentang Gajah di Negeri Thailand.

Alkisah ,tempo dulu ,di Thailand.belum ada  gajah. Maharaja adalah seorang bijak,yang ingin meningkatkan kecerdasan rakyatnya.Agar tahu bagaimana sebenarnya bentuk gajah itu. Karena itu, Maharaja bertitah kepada penasihatnya ,agar memesan gajah dari negeri seberang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline