Pernah Merasakan Arti Miskin yang Sesungguhnya?
Bahwa untuk bisa hidup bahagia,orang tidak harus menunggu menjadi kaya, agaknya dapat diterima oleh semua orang. Sementara itu, orang kaya belum tentu hidupnya bahagia. Walaupun setiap orang berhak menentukan, arti dan makna bahagia bagi dirinya, tapi tentu ada takaran yang berlaku secara umum.
Cukup banyak ungkapan yang mengatakan, "Kami miskin, tapi kami hidup berbahagia". Benarkah demikian?
Benar atau tidaknya,tentu tergantung,tentang arti kata :"miskin" yang dimaksudkan. Kalau orang menganggap dirinya miskin hanya karena belum mampu menyaingi tetangga yang beli mobil baru atau jalan jalan keluar negeri, boleh jadi begitu. Tapi bagi yang sudah pernah merasakan sendiri bagaimana rasanya hidup dalam kemelaratan yang sesungguhnya, pasti tidak akan berani mengatakan bahwa "Biar miskin asal bahagia"
Ket.foto: nostalgia ke kedai dimana dulu kami tinggal./dokumentasi pribadi
Arti Hidup Miskin Yang Pernah Kami Alami
Bagi yang belum pernah merasakan hidup dalam kemiskinan, mungkin renungan dibawah ini dapat menggambarkan, bagaimana mungkin keluarga miskin dapat hidup berbahagia.
- Tinggal di pasar kumuh
- kedai merangkap tempat tinggal
- Ditempat tidur, kecoa dan tikus merayap
- Anak dan istri sakit ,tidak ada uang untuk biaya berobat
- Aliran listrik diputus Pln,akibat menunggak berbulan bulan
- Demi sebungkus nasi harus berhutang
- Sandal jepit putus, tidak ada uang beli gantinya
- Seluruh pakaian layak pakai sudah dijual
- Bila hujan lebat.air selokan menggenangi seluruh ruangan
- kami hanya bisa naik keatas meja dan saling berpelukan
- Anak menangis kelaparan, tapi sungguh tidak ada uang lagi
- Kejadian ini berlangsung bertahun tahun
Cinta Itu Menyenangkan,Tapi Tidak Mengenyangkan
Kami hidup saling mencintai, tapi cinta itu tidak bisa mengenyangkan.
Cinta saja tidak cukup kuat untuk menyembuhkan anak dan istri, yang lagi tergolek sakit.