Tapi Kita Bukan Bangsa Burung
Di dunia burung, memang sudah merupakan tradisi,bahwa burung Penguin,hanya mau berteman dengan burung Penguin.burung Merpati dengan burung Merpati dan seterusnya. Rasanya belum pernah kita tengok,burung Hantu yang berteman dengan burung Gagak.Bahkan dari kelompok burung Kakak Tua,walaupun sama sama sejenis,mereka masih memisahkan diri,berdasarkan warna bulunya. Yang bulunya warna merah,tidak akan berteman dengan burung Kakak Tua yang bulunya beda warna.
Ilustrasi:https://pixabay.com/photos/emperor-penguins-antarctic-life-429127/
Apapun jenis burung ini,baik yang berwarna putih bersih ,seperti misalnya jenis burung laut ataupun yang bulunya hitam pekat,seperti burung gagak.semuanya hidup berdasarkan naluri .Untuk mencari bukti,tak perlu kita membuang waktu untuk berselancar di google. Coba saja tengok burung burung pipit,yang sejak dulu membangun sarang mereka dari rumputan kering dan terus berlangsung dari abad ke abad.Manusia Memiliki Akal Budi
Berbeda dengan kita manusia,pada zaman dulu,nenek moyang kita hidup di gua gua batu dan makan daging mentah Bahkan menurut sejarah,ada kelompok manusia yang kanibal.yakni saling memakan daging sesamanya.. Tapi itu cerita dulu. Kini kita sudah tinggal di rumah dan makan makanan yang sudah dimasak Mudah mudahan saja,sudah tidak ada lagi ke;ompok manusia kanibal.Karena kelebihan manusia adalah memiliki akal budi,yang tidak dimiliki oleh makhluk lain .Bahkan konon,ada yang bilang,bahwa manusia itu adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia di seluruh jagat raya ini?
Walaupun ,gelar sebagai :"the best of the best" ini,masih perlu dikaji ulang,setidaknya, yang pasti adalah karena manusia tidak termasuk jenis burung,maka tentunya tidak harus mengikuti contoh teladan yang diberikan oleh burung burung tersebut,yakni hanya mau berteman dengan sesama yang warna kulitnya sama.,yakni dengan membuka diri untuk menjalin hubungan persahabatan dengan siapa saja.
Termasuk orang yang warna kulitnya berbeda,rambutnya berbeda ,serta bahasa yang digunakan berbeda. Hal ini untuk membuktikan,bahwa memang manusia itu adalah makhluk yang lebih tinggi dari makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
Satu satunya cara adalah dengan membuka hati ,untuk menerima kenyataan,bahwa kita semuanya memang diciptakan berbeda,tapi sesungguhnya kita adalah sesama makhluk yang disebut manusia
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H