Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Inilah Rumah di Mana Saya Dilahirkan di Era Dai Nippon

Diperbarui: 1 Oktober 2019   04:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket.foto: gambar rumah kami tempo dulu,di jalan kali kecil 4 ,Pulau Karam,Padang/dokumentasi pribadi

Gambaran Masa Kecil Yang Tak Pernah Pupus

Orang orang yang memang beruntung terlahir dalam keluarga kaya raya tentu dengan senang hati dan berbangga bisa menceritakan tentang kehidupannya semasa kecil. Dari menampilkan gambar rumah yang dibangun megah, mobil mewah keluarga hingga segala macam kemewahan yang tersedia.

Akan tetapi seandainya kita kurang beruntung karena dilahirkan dalam keluarga miskin dan tinggal di kampung, apakah kita perlu merasa malu sehingga berusaha untuk menutupi masa lalu kehidupan keluarga besar kita? Jawabannya, tentu terpulang kepada pribadi masing masing.

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat memilih dimana ia akan dilahirkan. Sebagai suku bangsa apa dan dalam keluarga mana? Dan saya termasuk salah satu di antara sekian juta orang yang lahir dalam keluarga miskin pada waktu itu.

Lahir Di Zaman Jepang

Saya beruntung,masih bisa bercerita tentang masa lalu di mana saya dilahirkan karena ada banyak teman-teman seusia saya yang sudah tidak dapat lagi bercerita.

Malam tadi ketika melihat album foto semasa masih di SMA Don Bosco Padang, entah mengapa, mata saya basah mengingat dari wajah-wajah yang tampak di foto teman-teman sekelas di SMA kelas 3. Hanya tersisa beberapa orang saja lagi. Bahkan rencana mau membesuk salah seorang teman sekelas saya Fauzia, ternyata tidak mungkin lagi bisa terjadi karena minggu lalu dapat kabar bahwa teman sekelas saya ini sudah harus kembali menghadap Sang Maha Pencipta.

Kembali ke judul tulisan. 

Menurut catatan di akta kelahiran, saya dilahirkan di kota Padang, pada tanggal 21 Mei tahoen 1943, pada jam 2.00 pagi waktu Dai Nippon. Saya merupakan anak ke 8 dari total 11 orang bersaudara.

Kalau kini, KB pengertiannya adalah Keluarga Berencana, tapi tempo doeloe KB adalah Keluarga Besar.

Falsafah yang trending pada masa itu adalah "Banyak anak, banyak rezeki". Karena dipercaya bahwa setiap anak lahir membawa rezeki masing-masing. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline