Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Ibu Kota RI Pindah, Stigma Jawa Sentris Terpatahkan

Diperbarui: 27 Agustus 2019   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket foto: di jepret dari jendela unit apartemen kami di lantai 27 Mediterania Boulevard Kemayoran/dok.pri

Dari Jawa-sentris Menuju ke Indonesia -Sentris

Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia saat ini sedang berubah ke arah "Indonesia-sentris", bukan lagi "Jawa-sentris" seperti yang terjadi selama ini. "Indonesia sedang berubah ke arah 'Indonesia-sentris', bukan hanya 'Jawa-sentris'. Kemakmuran menyeluruh bukan hanya di Pulau Jawa," kata Jokowi (sumber: Jokowi: Kini Indonesia Tak Lagi Jawa Sentris) )

ket.foto: pemandangan di salah satu sudut Kemayoran /dokpri

Stigma Jawa Anak Kandung

Secara diam diam.sejak pasca kemerdekaan RI tahun 1945, issu tentang Pulau Jawa adalah anak kandung RI ,sedangkan daerah lain bukan,telah merasuk ke daerah daerah.

issu ini jua lah yang menyebabkan terjadinya pergolakan di Sumatera Barat  dan di Sulawesi,yakni PRRI dan Permesta PRRI adalah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, sementara Permesta adalah singkatan dari Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta. 

Tulisan ini, tentu tak hendak menggaruk luka lama yang sudah mulai bertaut,melainkan hanya menjelaskan, mengapa sampai timbul perasaan, bahwa daerah lainnya di anak tirikan.

dokpri

Tiga Perempat Indonesia Berada di Pulau Jawa

Dari data statistik, penghuni Pulau Jawa berjumlah sekitar 160 juta jiwa, padahal Pulau Jawa, hanya merupakan pulau nomor 5 terbesar di Nusantara. Berarti dari sisi populasi penduduknya, tiga perempat Indonesia berada di Pulau Jawa. 

Secara serta merta, hampir seluruh kegiatan ekonomi terpusat di Pulau Jawa. Secara pribadi,saya tidak ada masalah,karena sebagian anggota keluarga besar kami berasal dari Pulau Jawa, bahkan mantu kami asli orang Purwokerto. Dan beberapa orang cucu kami juga lahir di Palau Jawa. 

Dengan adanya rencana pindahnya Ibu Kota RI,maka dari satu sisi mungkin saja ada yang keberatan,karena berbagai alasan,yang mungkin saja benar, Tetapi bila ditinjau dari sudut psikologi masyarakat Indonesia, secara umum, maka sesungguhnya hal ini sungguh patut disyukuri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline