Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Merebut Hati Orang Boleh Nggak Ya?

Diperbarui: 25 Juli 2019   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ket.foto : bersama teman teman di Medan/dokpri

Kata :"Merebut" Tidak Harus Berkonotasi Negatif

Belakangan  ini kosa kata :"Merebut" mengalami penistaan habis habisan,karena dihubungkan dengan hal hal yang berbau negatif,seperti merebut apa yang menjadi hak orang lain. Padahal sesungguhnya ,kata :"merebut" sejak dulu dirangkaikan sebagai padanan kata :"Merebut Kemerdekaan" atau "Putri Indonesia berhasil merebut Juara Dunia " .Ini hanya sekedar contoh,bahwa kata merebut,tidak harus mendapatkan  stigma negatif.

Setiap orang diciptakan unik,maka sifat dan kesukaan masing masing orang berbeda. Ada yang senang bila ada orang yang bagi bagi angpao,tapi sebaliknya ada juga yang tersinggung dan marah,bila dikasih angpao,karena merasa dirinya lebih kaya daripada orang yang memberi. Lagi pula tidak semua orang berada dalam posisi bagi bagi uang atau materi,tapi dapat berbagi dalam hal lain yang bersifat non fisik,tapi tapi merupakan sesuatu yang tidak ternilai.

ket.foto: di Larantuka bersama ibu Anika Oriana Sueks./dokpri

Kembali Ke Judul

Agar keberadaan kita tidak menciptakan keresahan atau rasa tidak nyaman bagi orang sekeliling,maka perlu setidaknya kita memahami public psychology ,yakni bagaimana cara merebut hati orang. Mengingat bahwa orang yang berada disekeliling kita,berasal dari berbagai latar belakang sosial,pendidikan,bahkan boleh jadi berbeda suku dan agama. Apa yang harus dilakukan,agar diri kita dapat diterima dengan baik.,oleh semua orang yang hadir? Jawabannya adalah berusaha merebut hati mereka secara tulus.

ket.foto di Samarinda/dokpri

Antara Lain :
  • berikanlah senyuman  secara wajar dan sebuah anggukan kecil.
  • lakukan semuanya secara wajar 
  • hindari cengar cengir 
  • kalau kita hadir dalam acara,maka salami kiri kanan dengan sopan
  • lakukan eyes contact
  • sambil mengucapkan :"Selamat pagi " atau selamat siang dan seterusnya

ket.foto: di Jayapura./dokpri

Senyum yang tulus adalah bahasa yang bersifat universal .Siapapun orangnya,pasti akan senang bila kita memandangnya dengan senyum,ketimbang dengan wajah murung ,apalagi dengan wajah geram. Ketika menyalami,mutlak diperlukan melakukan eyes contact,sebagai tanda,bahwa kita menghargainya..

Bersalaman,sambil wajah berpaling ke arah lain,merupakan sebuah penghinaan,bagi orang yang disalami. Lebih baik,jangan bersalaman ,bila kita sedang sibuk menelpon. Hal ini ,jauh lebih baik,ketimbang ,tangan bersalaman,tapi kita sibuk menelpon ria.

dokpri

Kesan Dihargai Akan Terpahat  Di hati Orang

Orang boleh berdalih bahwa dirinya bukan tipe orang gila hormat,tapi sejujurnya,setiap orang pasti akan senang bila dirinya di :"orangkan",yakni dihargai. Hal yang tampaknya sepele dan hanya membutuhkan waktu beberapa detik,akan menyisakan kenangan manis seumur hidup

ket,foto: bersama teman teman di bandung/dokpri

Pengalaman  Pribadi
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline