Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Belajar dari Harkat Diri yang Diinjak-injak

Diperbarui: 21 Juli 2019   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: comediscovervcc.org

Ketika Menjadi Orang Tahanan

Orang yang berada dalam tahanan boleh jadi akan berusaha tampil tegar dan  ketawa setiap kali ada yang berkunjung. Apalagi bila yang mengunjungi adalah anak istri tercinta. Mencoba bercerita dengan bersemangat seakan di dalam tahanan tak bedanya dengan hidup di dunia bebas di luar sana. 

Maka orang yang menyaksikan mengira dirinya bisa berbahagia, walaupun dalam tahanan. Tetapi bagi yang sudah pernah berada dalam tahanan, apalagi ditahan bukan karena kesalahan yang dilakukannya, melainkan karena ada faktor faktor "X", pasti akan mengatakan :"mustahil orang bisa berbahagia dalam tahanan".

Penderitaan batin lebih mendominasi ketimbang penderitaan secara fisik. Misalnya, ketika di leher kita digantung sepotong karton yang bertuliskan:"Tersangka Pelaku Tindak Pidana...", terasa betapa harkat dan harga diri diinjak injak dan diludahi...sungguh. 

Ritual Dalam Tahanan

Baru mulai tertidur, pintu sel digedor dan harus bangun lagi untuk interogasi. Dan pertanyaan yang diajukan itu ke itu juga. Begitu jawaban kurang jelas karena rasa kantuk, letih dan sedih yang menyatu, langsung meja digebrak Petugas dan disertai bentakan.:" Disini kau bukan siapa siapa, kau tahanan mengerti ?!" Dan dengan menahan rasa amarah yang gemuruh di dada, saya menjawab:"Mengerti pak"

Dibangunkan jam 4.00 subuh dengan bantingan pada pintu sel. Diabsen dengan jalan berdiri secara berbaris bersama tahanan lainnya  Kemudian menghitung: " satu,dua,tiga ,empat dan seterusnya" Lalu membersihkan toilet dan kamar mandi dan antrian mandi dan ke toilet. 

Interogasi bersihkan laman dan malamnya tidur beralaskan triplek bekas, yang penuh dengan kecoa dan serangga. Tengah malam pintu sel digedor, bangun terhuyung huyung untuk di interogasi lagi. Balik lagi ke sel dan pintu sel dibanting dengan keras, dikunci. 

Ketika Dikunjungi Istri dan Teman Teman

Ketika istri saya dan teman teman datang membesuk, saya menghapus air mata saya dan mencoba tampil segar dan ketawa terbahak bahak untuk menghibur istri dan teman teman. Meyakinkan mereka bahwa saya "baik baik" saja dalam tahanan. Tapi  sesaat telah jam kunjungan berakhir, saya kembali hidup dalam kemurungan, karena harkat diri saya sebagai seorang manusia di nistakan amat sangat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline