Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Sistem Berlalu Lintas di Australia Diterapkan di Indonesia, Mungkinkah?

Diperbarui: 3 Juli 2019   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Untuk Menekan Angka Kematian Akibat Laka Lalin

Mengaktifkan Sistem Demerit Point

Setiap orang yang lulus test mengemudi dan dinyatakan berhak untuk mengemudi, diberikan "jatah" 12 poin. Yang akan dipotong setiap kali terjadi pelanggaran rambu rambu lalu lintas, selain dari denda yang harus dibayarkan.

Pada hari-hari raya, diberlakukan double demerit point untuk menekan terjadinya kecelakaan. Baik akibat mengebut maupun akibat minuman  alkohol.

Bila poin yang berjumlah 12 habis terpotong karena sering melanggar peraturan lalu lintas, maka SIM tersebut dibatalkan dan selama setahun tidak diizinkan mengemudi di Australia. Bila masa hukuman ini selesai, diwajibkan untuk mengikuti test dari awal.

Di hampir setiap persimpangan jalan dan juga di high way terpasang speed camera. Karena sejak tahun-tahun belakangan, kecelakaan lalin meningkat drastis. Baik karena pengemudinya ngebut, maupun karena pengaruh alkohol. 

Dalam kurun waktu enam bulan, di New South Wales saja telah terpantau belasan ribu orang yang terjepret Kamera Pengintai.

Dokpri

Aktifkan Breath Test

Oleh karena itu dalam beberapa bulan terakhir, pemeriksaan pengendara lewat breath test lebih intensif dilakukan oleh petugas kepolisian. Dalam bulan ini sudah 2 kali saya dapat giliran untuk melakukan breath test. 

Hanya berlangsung tidak sampai 3 menit. Polisi memberi tanda agar melambatkan  kendaraan dan kemudian berhenti di pinggir. Terus kita membuka kaca jendela. 

Petugas mengucapkan selamat pagi/siang atau sore dan kemudian menyodorkan alat test dan kita diminta untuk mengucapkan 1 sampai dengan 10. Melihat ke alat test dan kemudian mengucapkan "Thank you and have a nice day"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline