Ketika hidup kita sedang berada dimasa masa keemasan,maka kemanapun kita pergi,akan selalu ada yang mau menemani kita. Akan tetapi, bila hidup kita sedang terpuruk maka satu satunya orang yang dengan ikhlas mau mendampingi kita siang dan malam adalah pasangan hidup kita.
Orang lain mungkin akan mengekspresikan rasa simpati dengan mengujungi kita, membawa oleh oleh ataupun berusaha membantu kita sesuai kemampuannya.
Namun setelah itu, masing masing orang memiliki tanggung jawab terhadap keluarganya, sehingga tidak mungkin dapat menemani kita siang dan malam.
Hal inilah yang agaknya seringkali dilupakan orang, sehingga hal hal kecil dapat memicu pertengkaran dalam rumah tangga.
Untuk memiliki kesadaran diri, orang perlu belajar ilmu kehidupan dari pengalaman hidup masing masing. Karena tidak pernah diajarkan di bangku universitas manapun di dunia ini.
Pengalaman Pahit adalah Pelajaran Terbaik
Ketika saya terbaring sakit karena paru paru terluka akibat jatuh ketika berkerja sebagai kuli bongkar muat barang, dalam kondisi antara sadar dan tidak, satu satunya wajah yang tampak adalah wajah istri saya.
Ketika itu saya kerap batuk mengeluarkan darah segar. Namun tak mampu untuk berobat kedokter, dari mana dapat uangnya.
Maka istri saya pergi mencari daun dadi dadi, di perkarangan tetangga. Daun itu kemudian dibersihkan dan direbus. Air rebusan daun herbal tersebut diminumkan pada saya.
Di kala terbangun tengah malam ternyata istri saya langsung terjaga, karena tidur sambil duduk di samping tempat tidur. Karena harus mengganti kompres yang berupa handuk yang dibasahkan, karena saya mengalami demam tinggi.
Wajahnya yang pucat dan kurus, membuat hati saya semakin galau. Saya bertekad, tidak ingin wanita yang mencintai saya dengan sepenuh hati ini jatuh sakit karena merawat diri saya. Belum lagi, ia harus merawat putra kami yang sering mengalami kejang kejang.