Hari ini, di Ruang VIP Rumah Makan BERNAMA di jalan Lolong,kota Padang,penuh terisi .Ada mantan murid,ada mantan karyawan kami,ada sahabat sejak dari kedua orang tua mereka ,hingga cucu keponakan,yang belum pernah ketemu sejak lahir. Kini rata rata mereka sudah berkeluarga ,bahkan banyak yang sudah jadi kakek nenek.
Serasa bagaikan mimpi,undangan yang disampaikan via WA mendapatkan respons yang begitu luar biasa, Bahkan yang datang bukan hanya dari Padang,melainkan juga dari luar kota.
Sayang sekali satu-satunya perwakilan dari Kompasiana yang datang hanya satu orang saja,yakni keponakan kami Boyke Abdillah. Kompasianers lainnya,yang awalnya berjanji akan datang,namun tampaknya berhalangan datang. Karena sejak dari jam 12.00 siang,kami tunggu hingga jam 3 .00 sore ,acara usai,tak tampak muncul
Menyanyikan Lagu :" Minangkabau " Secara Bersama
Kebersamaan yang menghadirkan rasa bahagia,bangga dan haru dalam hati kami,betapa kami dicintai begitu banyak orang,yang terdiri dari berbagai latar belakang suku,budaya dan latar belakang sosial.
Anak-anak yang dulu,sering kami gendong ,sejak masih usia balita,kini berjumpa setelah mereka berkeluarga. Ada yang datang dari Bukittinggi dan Padang Panjang,serta Pekanbaru,hanya untuk bisa bertemu dengan kami berdua.
Dalam saling berbagi kisah kisah hidup,kami menggunakan bahasa Padang.Bahkan sebagai ungkapan kebahagiaan bisa bertemu dengan teman teman lama,setelah puluhan tahun tidak bertemu,kami menyanyikan lagu :"Minangkabau ," bersama sama.Tanpa terasa mata kami basah ketika menyanyikan lirik :" Minangkabau....tanah nan den cinto....(Minangkabau tanah yang saya cintai).
Kemudian dilanjutkan dengan lagu :"Hidup adalah sebuah kesempatan" oleh Dores dan Leli dan diikuti semua hadirin. Keduanya adalah keponakan kami yang sudah lama tidak pernah bersua..
Makan Basamo (Makan Bersama)
Setelah seluruh ruangan terisi dan mengingat jam sudah menunjukan pukul 12.30,maka kami mulai menikmati makanan yang dihidangkan,sambil bercerita hilir mudik. Tempat duduk sengaja tidak diatur,sehingga semua hadirin, duduk berbaur lintas usia dan lintas suku.
Semua wajah tampak ceria dan hal ini semakin menghadirkan rasa syukur yang melambung tinggi.Tak sekat antara yang hadir,walaupun datang dari berbagai komunias yang berbeda,baik suku,budaya maupun beda dalam keimanan. Satu hal yang menyatukan kami semua adalah rasa kasih sayang yang begitu tulus.