Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Perbedaan Bukan Dinding Pembatas

Diperbarui: 27 Januari 2019   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Terpulang Pada Cara Kita Menyikapinya

Hubungan kekeluargaaan tidak semata mata karena adanya hubungan darah,tapi bisa juga karena jalinan hubungan batin yang tulus.yang menciptakan rasa kekeluargaan yang tidak lekang oleh teriknya mentari dan tak akan lapuk oleh perjalanan waktu.Setidaknya ,hari ini kami membuktikan bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Kami berbeda dalam berbagai hal.

Beda asal muasal,beda budaya,beda latar belakang kehidupan dan berbeda dalam keimanan. Namun,perjalanan waktu,selama hampir duapuluh tahun,sejak awal kami saling mengenal,ternyata sama sekali bukanlah dinding atau sekat yang menjadi dinding pembatas antara kami. 

dokumentasi pribadi

Berkumpul di Bandung

Malam ini,kami diundang oleh bu Susy Sulastri SH dan suami Ir.Bambang Jaka Leksana,yang datang bersama kedua putri mereka .untuk makan malam bersama. Kami di jemput di hotel  Gino Perucci  dan kemudian dibawa kesalah satu restoran masakan Sunda. Kami berpikir,hanya kami berenam orang,tapi ternyata setibanyanya disana tampak  ada sekitar 30 orang lagi teman teman lainnya,yang sudah menungguh kedatangan kami.

Ada  Pak H.Arifin yang datang dari Garut.ada bu Yulie yang datang dari Slipi di jakarta,Kolonel Eddy Sarwo dan istri ,serta teman teman lainnya,yang sudah lama tidak ketemu. Hal ini merupakan sebuah kejutan yang sangat mengesankan bagi kami berdua. Betapa suatu rasa haru memenuhi hati kami,hingga ke relung relung hati yang terdalam.

dokumentasi pribadi

.

Kami saling berebut bercerita ,tentang nostalgia,dimasa masa kami sering bertemu.Disamping saya duduk bu dokter Endang, yang asyik berbicara dengan istri saya ada bu Elisabeth,yang tahun ini sudah berusia 78 tahun,ada bu Sukarti ,bu Cucu,Neng,Mifta,Eep dan seterusnya.Tak ada sekat ,tak ada sikap kaku yang mewarnai perjumpaan kami .

Kalau boleh dikatakan ,lebih menyerupai pertemuan antara satu keluarga besar.Kami bukan hanya saling berbagi kisah hidup,tapi juga berbagi nasi dan   lauk pauk. Serasa kami tidak ingin kebersamaan ini pergi begitu saja,karena kami akan sangat jarang bertemu. 

dokumentasi pribadi

Karena itu,sementara kami menikmati masakan Sunda yang disediakan,tentu tidak melewatkan kesempatan untuk jepretsana ,jepret sini.Saat saat seperti ini,sekaligus mematahkan paradigma negatif yang selama ini terbentuk,bahwa perbedaan asal muasal dan perbedaan budaya,apalagi berbeda dalam keimanan,akan menjadi dinding pembatas dalam hubungan kekeluargaan. Malam ini,kembali kami membuktikan,bahwa semuanya terpulang kepada kepribadian masing masing,sejauh mana kearifan kita dalam menyikapi perbedaan tersebut.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline