Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Sekarang atau Tidak Akan Pernah Lagi!

Diperbarui: 24 Januari 2019   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi merdeka .com

Bagi pengemar penyanyi legendaris Elvis Presley, pasti sudah tak asing lagi akan lirik lagu: "It's now or never!" Sekarang atau tidak akan pernah lagi. Sepintas kedengarannya seakan hanya sebatas ungkapan yang sentimentil saja, Akan tetapi bagi yang sudah  pernah mengalami atau merasakannya baru memahami akan arti dan maknanya. 

Yakni, ketika sebuah kesempatan dibiarkan berlalu, karena berpikir: "Masih banyak kesempatan lain", tetapi kelak ketika disadari, ternyata kesempatan yang sama tidak akan pernah datang lagi.

Undangan yang Tak Akan Pernah Sampai

Rencana tanggal 3 Februari, 2019 kami mengundang seluruh teman-teman dan kerabat, baik dari pihak keluarga saya, maupun dari pihak keluarga istri saya untuk bertemu  dalam acara makan siang bersama di "Rumah Makan Bernama", Jalan Lolong di Padang, di ruang VIP lantai atas, pada jam 12.00 siang hingga selesai. 

Karena tidak mungkin mampu mengurus semuanya, maka untuk urusan booking tempat dan mengundang teman teman dan kerabat, kami minta bantuan dari adik-adik dan keponakan kami. 

Salah satu keponakan saya menanyakan daftar nama-nama teman sekelas saya, yang mau diundang agar jangan ada yang kelupaan.  Maka saya mencoba mengingat ingat nama teman di SMA dan mencatatnya, kecuali yang saya ketahui sudah almarhum. Dari catatan saya, masih ada belasan nama yang berhasil dicatat dan saya forwardkan kepada keponanakan yang tinggal di Padang.

Akan tetapi, malam ini saya kaget mendapatkan pesan WA dari keponakan saya yang isinya: "Om bercanda ya? Dari daftar nama yang Om kasihkan kepada saya, sesudah saya coba cari nomor ponsel mereka, sebagian besar kan sudah almarhum?"

Lama saya terpana dan menyesal, ketika ada kesempatan reuni dengan teman-teman sekelas 3 tahun lalu, tidak saya manfaatkan, karena pada waktu itu jadwal saya sangat padat dan berpikir: "Lain kali,masih banyak kesempatan lagi. Ternyata kesempatan itu tidak akan pernah datang lagi.

Menunda Bisa Berarti Meniadakan

Ternyata saya masih harus terus belajar, bahwa menunda kesempatan belum tentu kesempatan kedua akan pernah datang lagi. Bahwa kesadaran selalu datang terlambat. Maka ibarat orang ketinggalan kereta api. sekencang apapun larinya, mustahil dapat mengejar kereta api. 

Ada kesempatan untuk mohon maaf kepada orang tua atas kesalahan kita, tapi kita tunda, akhirnya ketika kesadaran timbul dan bermaksud memohonkan maaf, orang tua sudah keburu meninggal dunia, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline