Karena Sebuah Kebohongan Yang Terlanjur Tayang ,Akan Menjadi Kutukan bagi Diri Kita Sepanjang Hayat
Setiap penulis tentu saja memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang akan ditulisnya sesuai passion masing-masing. Namun semua orang memahami bahwa dalam kebebasan tersebut,terkandung beberapa aturan yang menjadi rambu rambu yang perlu ditaati oleh setiap penulis. Esensialnya adalah "jangan pernah menuliskan kebohongan" atau "jangan menyebarkan berita hoaks".
Karena itu,sebelum menuangkan buah pikiran kita dalam bentuk tulisan,tentu perlu dilakukan check and recheck, untuk memastikan, bahwa apa yang kita tulis, sudah diyakini bukan berita bohong. Bahkan sebelum jemari kita menekan tombol tayang.
Sekali lagi naskah dibaca ulang dan kemudian setelah yakin ,baru ditayangkan.
Yang dikhawatirkan bukanlah kesalahan ketik ataupun pemiihan kosa kata yang tidak pas. Karena bila dalam hal tersebut terjadi kekeliruan, Walaupun mengurangi nilai tulisan tapi tidak akan mengundang reaksi dari orang yang membacanya.
Yang paling utama adalah jangan pernah menuliskan berita yang tidak diyakini kebenarannya, apalagi mengada-ada. Karena sekali kita menuliskan kebohongan, maka walaupun setelah itu kita minta maaf berpuluh puluh kali, tetap saja tidak akan mampu mengembalikan kepercayaan orang kepada kita.
Padahal untuk menjaga imej sebagai penulis yang dapat dipercayai,butuh waktu bertahun tahun,tapi dapat terpupus habis dalam hitungan detik. Seperti kata pribahasa, "Panas setahun, dihapuskan oleh hujan sehari!"
Sebuah Contoh Aktual
Salah satu artikel saya yang dimuat di Kompasiana pada tanggal 10 November tahun lalu,berjudul:" Lagi Gara-gara Ahok Cuti",ternyata dalam waktu singkat menjadi viral.Bahkan dikutip oleh beberapa media arus utama.
Padahal tulisan tersebut hanyalah ungkapan rasa heran,mengapa Juru Parkir yang berpakain Seragam dari Dinas terkait,mengeluarkan Karcis Parkir, tanpa stempel dari instansi?
Bagi saya tulisan ini, sesungguhnya kecil nilainya, karena hanya masalah uang Rp.20.000.- Tetapi penilaian saya pribadi, ternyata berbeda dengan tanggapan dari media arus utama.