Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Hati-hati "Daydream" Bisa Menghanyutkan

Diperbarui: 6 Desember 2018   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi :melmagazine.com

Daydream Membelenggu Jiwa Kita

"Daydream" atau mimpi di siang bolong , atau juga yang kita kenal dengan melamun, selama dalam takaran hanya sesekali tentu saja tidak ada masalah. Setiap orang pasti sudah pernah melamun dalam hidupnya. Bedanya ada yang lamunan tersebut tidak berpengaruh pada sikap mentalnya, namun ada juga orang yang terjerumus dan tenggelam dalam lamunan sehingga merasa nyaman berada dalam lamunan.

Bila hal ini terjadi, maka kalau dianalogikan lampu pengatur berlalu lintas, kondisi seperti ini sudah memasuki tahap "lampu kuning".

Yang bila berkelanjutan akan menjerumuskan orang dalam kondisi distorsi kejiwaan atau mental illness. Godaan melamun ini lebih sering hinggap pada orang yang hidup berkekurangan atau kesepian karena ditinggal pasangan hidupnya.

Sewaktu masih kecil saya seringkali melamun mendapatkan sepotong roti keju. Yang pada masa itu hanyalah santapan orang Belanda atau orang-orang kaya.

Maka ketika di usia 9 tahun, ketika lamunan  atau khayalan saya tersebut menjadi nyata, karena mendapatkan sepotong roti keju, yang diberikan oleh seorang Om di Central Restaurant kota Padang hingga saat ini masih saya ingat. Karena itulah untuk pertama kalinya, saya merasakan bagaimana rasanya makan roti berlapis keju.

Kemudian beranjak dewasa dan nasib belum juga berubah lamunan saya semakin berani, yakni suatu waktu saya ingin sekali naik pesawat terbang. Dan khayalan ini, baru terpenuhi ketika sudah menikah dan punya anak 3 orang, atau pada usia 37 tahun!

Terjerumus Dalam Alam Khayalan

Tadi siang sambil duduk minum secangkir capucinno di Club Senior, iseng membaca sebuah majalah bekas "physiotherapy magazine yang isinya sangat menarik. Yakni tentang bahaya  bila orang terjerumus dan terbelenggu dalam "daydream" atau khayalannya sendiri.

Semakin lama orang yang terkena kecanduan 'daydream" ini, ia tidak lagi mampu melepaskan diri dari belenggu yang tak tampak oleh kasat mata.

Bahkan dalam kondisi yang parah, orang yang terkena gangguan "daydream" ini yakin bahwa apa yang ada dalam khayalannya adalah sungguh sungguh nyata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline