Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Kita Bukan Hidup di Negeri Dongeng

Diperbarui: 3 Oktober 2018   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: explore.com

Tapi  di Dunia Nyata

Hidup tidak selalu seindah dan semudah seperti kisah kisah di 1001 malam,dimana seorang  pria menemukan  Lampu Aladin .Begitu Lampu Aladin ada ditangan,maka orang cukup hanya menggosok gosok lampu tersebut,maka keluarlah Jin raksasa yang langsung  menyembah dan berkata :" Your highness... your wish is my command " Tuanku,keinginan Tuanku,adalah perintah bagi hamba. 

Dan dalam sekejab,istana megah sudah tercipta.Alangkah enaknya hidup seperti  ini. Namun hal tersebut hanya akan dijumpai dalam kisah kisah yang menina bobokan generasi muda,tapi tidak dalam kehidupan nyata.

Atau mungkin sudah pernah  mendengarkan kisah Mucthar Riady ,yang sewaktu masih miskin,kedapatan beli lotterai oleh ayahnya.Lotterai tersebut di sobek sobek ayahnya dan mengatakan :" Kalau  mau jadi kaya dengan berharap memenangkan lotterai,maka kamu harus hidup 1000 tahun !" Sebuah pelajaran hidup yang mendasar,agar jangan pernah menggantungkan harapan bahwa suatu waktu  akan memenangkan undian dalam hidup in.

Ijazah Penting,Tapi Bukan Menentukan

Ijazah itu perlu,karena merupakan salah satu prasyarat untuk  mendapatkan pekerjaan yang bergensi. Akan tetapi jangan sampai  terjadi  over expectation terhadap selembar kertas yang disebut Ijazah.Banyak  orang mengira bahwa selembar ijazah Sarjana ditangan sudah merupakan  jaminan hidup. Tetapi pada kenyataannya, gelar sarjana hanyalah  merupakan salah satu jalan untuk mengubah nasib,tapi bukan menentukan  jalan hidup. 

Buktinya ,berapa banyak sarjana yang menganggur ? Berapa  banyak sarjana akhirnya dengan terpaksa "menurunkan harga jualnya" dari  mulai angan angan ingin kerja kantoran, pada akhirnya ,karena selalu  menemukan jalan buntu,harus berbesar hati bekerja sebagai  freelance.,yang menawarkan barang dari rumah kerumah. Hal ini,disebabkan  karena telah secara keliru meletakan pondasi dalam menjalani  hidup.bahwa bila sudah sarjana,maka hidup akan sudah terjamin.

Hidup Adalah Sebuah Masalah

Hidup adalah sebuah masalah.Bila tidak ada lagi masalah, maka berarti  hidup sudah selesai. Kalimat ini keras dan tajam. Bagi orang yang  hidupnya sedang dirundung masalah  ataupun hidup dalam keprihatinan,  boleh jadi tulisan ini terdengarnya, sangat kasar dan menyakitkan. 

Namun  inilah realita hidup. Ada kalanya hidup itu enak,lemah lembut dan  manis, tapi tanpa terduga ,bagaikan tsunami, gelombang hidup dapat  berubah menjadi keras,terjal, pahit dan menyakitkan. Bahkan tidak jarang menerpa kita tanpa berbelas kasih. Dan disaat hidup dalam  keterpurukan,jam seakan berhenti berdetak. 

Saat demi saat terasa berlalu  sangat menyakitkan. Menengok orang yang kita sayangi tergeletak sakit  dan tidak cukup makan,sementara tidak ada uang untuk membeli obat. Tidak  jarang perjalanan hidup,bagaikan film horor. Maunya kita, sekali berhasil mengubah hidup, maka  janganlah pernah jatuh lagi. Tapi hidup tidak dapat dipatok berdasarkan  maunya kita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline