Sejak dulu yang selalu dibahas,bahkan dijadikan bahan diskusi pada berbagai seminar,adalah tentang kenakalan remaja. Dicari apa yang menyebabkan dan bagaimana cara untuk mengantisipasinya. Namun sayangnya ,walaupun sudah dijadikan topik pembicaraan dalam berbagai seminar,baik dari kalangan swasta ,hingga dibahas dalam diskusi resmi badan pemerintahan,kenakalan remaja tetap berjalan terus.Lebih parahnya lagi,kalau selama ini yang terlibat tawuran adalah dari kalangan anak anak dan remaja,belakangan tawuran sudah melibatkan orang orang dewasa yang sudah menjadi orang tua Secara logika ,bagaimana mungkin,orang tua dapat menasihati anak anak mereka ,agar jangan ikut tawuran,sedangkan mereka sendiri sebagai orang tua ikut terlibat tawuran antar orang orang dewasa?
Mengumbar Masalah Anak Di Media Sosial
Malahan aneh dan menyedihkan,seorang wanita yang menjadi ibu dari beberapa anak,membawa anak anaknya traveling ke Bangkok. Ceritanya,seluruh biaya tur pulang pergi,termasuk tiket pesawat dan akomodasi selama berlibur ditanggung oleh wanita yang menjadi ibu anak anak ini. Suatu kali dalam penerbangan,ia meminta anaknya, yang sudah bekerja dan berusia 22 tahun,untuk membayar makanan paginya,yang hanya sekitar 10 dolar.Tapi malah anaknya mengomel dan mengatakan ibunya :"Stingy" (pelit). Sebagai seorang ibu,seharusnya menegor anaknya secara baik dan menasihati agar lain kali jangan lagi mengulangi kata kata yang tidak santun tersebut.
Akan tetapi yang terjadi,justru wanita ini menyebarkan berita perselisihannya dengan anak kandungnya,karena merasa jengkel dan sedih,sudah mengeluarkan dana yang besar untuk membawa anak anak nya libur ke Bangkok masih dikatakan pelit oleh anaknya yang sudah dewasa.(seperti dilangsir dengan judul :"Mum asks for help after her adult so calls her :"Stingy",after booking hoiday to Thailand" (sumber: wwws.news.com.au)
Kehilangan Marwah Sebagai Orang Tua
Sebagai seorang ibu,mengumbar kemarahan dan kejengkelan terhadap anak sendiri di dunia maya,sungguh merupakan hal yang sama sekali tidak pantas untuk ditiru.Walaupun katakanlah putranya sudah melakukan kesalahan. Karena wanita tipe seperti ini,sudah kehilangan marwahnya sebagai ibu dimata orang banyak dan tentu sekaligus dimata dan dihati anak anaknya.
Tindakan yang telah mencoreng harkat dan martabatnya sebagai seorang ibu ,dilakukan dalam waktu hanya beberapa menit,tapi untuk memuihkan kembali,butuh waktu bertahun tahun. Gambaran ibu yang patut dihormati dan diteladani,sudah memudar bahkan bisa jadi pupus dari hati anak anaknya dan anggota kelurga lainnya.
Tjiptadinata effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H