Hari ini ,kami berdua dibawa untuk menyaksikan dimana :"Surga dan Neraka " berada disatu tempat secara berdampingan,yakni Amsterdam ,ibu kota Negeri Belanda. Setelah kendaraan di parkir di Train Central Station.kami ,yakni saya dan istri serta Ronald dan Iyet istrinya,menumpang kereta api dengan tujuan Amterdam.
Setelah membeli tiket,maka kami melenggang masuk dan menunggu di Plaform 6 .Hanya menunggu sekitar 5 menit,kereta api tiba dan kami masuk kedalam gerbong yang masih tampak sepi. Mungkin karena masih pagi.
Dan beberapa saat kemudian,kereta api bergerak dengan destinasi Amsterdam dan sambil bercerita hilir mudik,tentang keunikan sifat-sifat orang Belanda secara umumnya. Ronald yang adalah alumni USU dan menjadi Dosen di salah satu university di kota Tilburg banyak menjelaskan tentang pernak pernik Amsterdam.
Dari mulai penjara ,dimana warga penghuni penjara boleh pesan menu sesuai selera mereka.hingga daerah :"Lampu Merah" yang menjadi salah satu ikon dari kota Amsterdam ini.
Kami bercerita dalam bahasa Padang,sehingga "tetangga " kami di gerbong kereta api,memandang dengan heran.Mungkin sebuah teki teki bagi mereka, dalam bahasa apa kami berbicara? Saking asyiknya ,maka tanpa terasa ,kami sudah tiba di lokasi yang menjadi tujuan kami,yakni di Amsterdam.
Kota Penuh Kebebasan
Dikota ini orang bebas memilih jalan hidup masing masing.Ada rumah rumah ibadah ,bagi mereka yang ingin menuju jalan ke surga,ada juga daerah Lampu Merah,dimana para :"barbie hidup" menjajakan diri secara terang terangan.
Calon "pembeli " boleh melihat lihat dulu di estalase,tak ubahnya bagaikan mau beli barang di toko. Kalau tertarik boleh masuk dan adakan tawar menawar. Tapi ini bukan pengalaman pribadi saya,melainkan diceritakan oleh Ronald.
Mau makan enak? Tidak ada masalah ,karena beragam masakan dan restoran tersedia disini.Tidak usah naik taksi,cukup berjalan kaki saja. Ada European food,Chinese Restaurant dan tentu ada juga indonesian Food.
Atau mau makan buahan? Juga tidak harus masuk ke super market karena ada yang jualan buahan di toko toko pinggiran jalan yang harganya jauh lebih murah dibandingkan, berbelanja di mall atau di supermarket,
Tempat Press Sampah Yang Unik