Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Menghadapi Berbagai Ketakutan dalam Hidup

Diperbarui: 10 Juli 2018   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: idn,times

Rintangan yang paling banyak kita hadapi dalam upaya meraih cita cita hidup adalah rasa kuatir dan takut. Entah berapa banyak jenis ketakutan yang menggerogoti diri kita dari dalam,sehingga tidak mungkin dibahas satu persatu. Hanya sebagai contoh dari rasa kuatir dan takut,yang amat sering mengganjal jalan hidup kita antara lain :
takut ditolak

  • takut rugi
  • takut ditertawakan
  • takut tidak mampu melakukan
  • dan seterusnya

Takut Ditolak

Bahkan begitu dalamnya ketakutan menggerogoti diri,sehingga untuk menelpon seseorang saja ada rasa takut,yakni takut tidak dilayani dengan baik. Akibatnya selalu menunda nunda untuk menghubungi salah seorang teman ,untuk diajak sebagai mitra bisnis,maupun untuk menanyakan lowongan pekerjaan. 

Sehingga harapan selamanya tinggal harapan,karena tidak pernah berani untuk melangkah. Padahal ,sejauh apapun rencana kita untuk berjalan,selalu harus dimulai dengan langkah pertama

Takut Rugi

Sudah bertahun tahun kerja sebagai karyawan,tapi gaji yang diterima hanya pas untuk biaya hidup dan tidak tersisa untuk ditabungkan.Bagaimana kelak kalau sudah pensiun? Apakah harus hidup dari belas kasihan orang lain? 

Maka timbul keinginan untuk memanfaatkan waktu sepulang kantor,untuk mulai berbisnis kecil kecilan. Rencana mau buka warung dirumah atau buka usaha foto copian atau bisa jadi rencana bisnis online. 

Tapi rencana ini sejak setahun lalu,belum pernah bisa terujud,karena kuatir .Bagaimana bila usaha ini merugi? Maka rencana tetap tinggal rencana,hingga menua tetap hidup dari gaji semata. Padahal ada pribahasa mengatakan:" Kita makan untuk hidup,tapi hidup bukan hanya untuk makan semata"

Takut Ditertawakan

Rencana mau putar haluan ,karena usaha yang selama ini digeluti selama bertahun tahun,hanya menghasilkan :"gali lubang,tutup lubang" Sudah kerja keras siang malam,tapi jangankan menabung untuk masa depan untuk biaya hidup saja ,masih sering Senin Kemis.

Maka terbitlah ide untuk mengubah haluan ,dari usaha pertama ke usaha baru ,yang sama sekali berbeda. Tapi ada rasa takut,yakni takut ditertawakan,bukan hanya oleh teman teman tapi terutama takut ditertawakan oleh keluarga. Akhirnya,rencana ini diabadikan dalam diri sendiri dan tidak pernah menjadi nyata

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline