Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Meratapi Nasib Hanya akan Membuat Kita Semakin Tenggelam

Diperbarui: 9 Juni 2018   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: alloy.com)

Meratapi Nasib Tidak Akan Mengubah Apapun

Kata pribahasa" Meratapi nasib tidak akan mengubah apapun". Dan kalau boleh ditambahkan, menangisi nasib justru akan membuat orang semakin tenggelam dalam penderitaan. 

Bahwa setiap orang pernah merasa sedih adalah sangat manusiawi. Kalau ada orang yang tidak pernah merasa sedih dalam hidupnya mungkin merupakan manusia yang berhati batu. Dan sesekali mengeluh, sakit kepala, pusing, sudah cari kerja, usaha gagal, bos galak dan sebagainya, juga merupakan dinamika hidup yang amat wajar.

Di saat saat inilah kita butuh teman atau pendamping yang mau mendengarkan dengan tulus keluhan kita. Walaupun secara fisik tidak dapat melakukan apapun untuk membantu kita, tapi setidaknya dengan curhat pada orang yang tepat akan meringankan beban bathin yang ditanggung.

Jangan Biarkan Keluh Kesah Membelenggu Hidup

Bangun pagi, bukannya mengawali dengan bersyukur karena masih diizinkan untuk hidup, malah mengedepankan wajah muram. Duduk bermenung di teras rumah dan pandangan mata menerawang. Suasana hati yang galau, pikiran kalut dan secara tanpa sadar, menghadirkan sikap yang tidak simpatik, baik terhadap pasangan hidup, maupun terhadap anak-anak dan seisi rumah.

Ketika berbicara, terasa sangat ketus dan menjawab asal asalan. Beban pikiran dan bathin yang galau ditebarkan melalui sikap dan energi negatif yang terpancar dari seluruh gerak kita. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap rasa nyaman dan aman serta merenggut keceriaan yang seharusnya hadir dalam sebuah keluarga yang harmonis.

Hal ini terus berlanjut hingga ke tempat perkerjaan. Setiap kali membuka pembicaraan selalu diawali dengan keluh kesah dan hal-hal negatif lainnya. Ketika ada yang menyapa: "Apa kabar?" 

Jawabannya:

  • "susah"
  • "lagi nggak enak badan nih"
  • "usaha gagal terus"
  • "cari kerja yang lebih baik belum dapat"
  • "boss cerewet banget"
  • "istri boros"
  • "suami orang yang tidak peduli"
  • "tetangga rewel"
  • "uang kontrak rumah belum terkumpul"
  • dan seterusnya dan seterusnya

Apa Yang Terjadi?

Sekali dua kali, lawan bicara akan mendengarkan dengan sabar, tapi bilamana setiap bertemu hanya menyampaikan keluh kesah belaka, maka secara lambat laun teman-teman akan menjauh dari diri kita. Jangan lupa, bahwa yang punya beban hidup bukan hanya diri kita. Sesungguhnya setiap orang pasti punya masalah pribadi yang tidak dapat diungkapkan kepada semua orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline