Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Biasakanlah Anak-anak Kita Hidup dalam Keberagaman Sedini Mungkin

Diperbarui: 18 Mei 2018   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

keterangan foto: yang dipangkuan saya,bukan cucu kami,melainkan Maesa,salah seorang anak yatim piatu di Bali.kami membawa cucu kami di panti asuhan yang dikelola Pemeluk agama Hindu,padahal tidak satupun dari keluarga kami yang beragama Hindu/dokumentasi pribadi

Agar Jangan Sampai Mereka Terjebak Oleh Paham Radikal

Menyimak dengan seksama berbagai peristiwa yang sangat menyedihkan kita, di mana orang mempertontonkan tindakan keji sebagai sebuah kebanggaan, sungguh membuat hati kita miris. Ada rasa khawatir akan masa depan nasib anak-anak kita.

Rasa sedih dan khawatir serta kecemasan hati tidak akan mengubah apapun. Tapi kita harus mau berusaha untuk melakukan sesuatu agar anak-anak kita jangan sampai terjebak oleh paham radikal, yang tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tapi juga membahayakan orang banyak.

dokumentasi pribadi/sesekali ajak anak anak menengok kehidupan warga dipinggir kali

Jangan sampai kita terlena oleh alasan yang dikedepankan segelintir orang bahwa paham radikal terlahir karena alasan:

  1. kapitalisme
  2. ketidakadilan
  3. kemiskinan
  4. sikap orang kaya yang tidak manusiawi
  5. dan seterusnya

Karena semua alasan tersebut hanyalah untuk mencari pembenaran diri. Ada jutaan orang yang hidup dalam kemiskinan, tapi mereka hidup rukun dan damai dalam keberagaman. 

Pendidikan Anak Tidak Cukup Diserahkan Kepada Guru Sekolah

Di sekolah, anak-anak mendapatkan ilmu pengetahuan yang kelak diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka saat sudah dewasa. Namun sekolah bukanlah segala-galanya. Anak-anak membutuhkan kasih sayang orang tua, yang bertugas mendidik mereka agar membiasakan diri hidup dalam segala keberagaman dan perbedaan.

Dengan begitu, sejak kecil dalam hati mereka sudah tertanam bahwa baik berbeda suku, budaya, dan latar belakang kehidupan sosial, hingga perbedaan dalam keyakinan bukanlah halangan untuk menjalin hubungan persahabatan dan  kekeluargaan.

Hal ini tidak dapat dicapai secara tiba-tiba. Juga tidak mungkin dapat diraih lewat khutbah di mimbar. Mereka butuh pengalaman hidup, mengalaminya dan merasakan kehangatan  dari sebuah hubungan baik.

Sediakanlah Waktu Untuk Mengajak Anak-anak Menengok Kehidupan Komunitas yang Berbeda

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline