Bagaimana Wenny Mampu Memaafkan Teroris Yang Sudah Merenggut Nyawa Anak Anaknya ?
Sejak kejadian ,kekejian demi kekejian yang dipertontonkan oleh para teroris di tanah air kita,sungguh sulit melepaskan pikiran kita dari rangkaian tragedi kemanusiaan ini,walaupun korban yang tewas,baik dari pihak kepolisian,maupun korban dari ke 3 gereja di Surabaya,tidak ada hubungan kekeluargaan.
Memaafkan Pembunuh? Sungguh Menyentak Hati Kita
Memaafkan orang yang tanpa sengaja menginjak kaki kita ,akibat berdesakan di dalam lift atau ketika sedang berjalan ditempat ramai,tentu sangat mudah. Memaafkan orang yang sudah mencuri barang kita,juga tidak terlalu sulit,tapi memaafkan pembunuh anggata keluarga kita ? Pikir pikir dulu !
Tapi ternyata wanita yang bernama Wenny, yang sedang dirundung kedukaan mendalam,akibat 2 orang buah hatinya,direnggut secara kejam dan kini terbaring kaku,sungguh serasa tidak masuk akal.Tapi ternyata Wenny mampu melakukannya. Setidaknya,seperti dilangsir oleh Tribun.news.com
TRIBUN-MEDAN.COM - Jasad dua bocah kakak adik korban bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Vincentius Evan Hudojo (11 tahun) dan Nathanael Ethan Hudojo (8 tahun) dimasukkan dalam peti jenasah di Rumah Duka Adiyasa, Surabaya, Rabu (16/5/2018).
Wenny yang hanya bisa duduk di kursi roda yang dibawa dari rumah sakit, menangisi dan menciumi darah dagingnya yang kini sudah terbujur kaku.Namun Wenny tetap tegar dan menyatakan telah memaafkan pelaku bom bunuh diri yang telah membunuh kedua anaknya dan melukai dirinya.
(Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Mama telah Memaafkan Pelaku Bom, Selamat Jalan Evan dan Nathan Anakku)
Renungan Diri
Apa yang dilakukan oleh Wenny,sungguh tidak mudah untuk ditiru. Seperti kata pribahasa :"Kebencian yang dibalas dengan kebencian,hanya akan menimbulkan kebencian yang lebih mendalam" Hatred cannot be end by hatred,but by love. " Kebencian tidak dapat dihapuskan dengan kebencian,tapi dengan kasih dan pengampunan
Indah nian,bunyi kalimat diatas dan ternyata wanita yang sedang dalam penderitaan,karena masih ada serpihan bom dalam tubuhnya,serta derita bathin yang tiada taranya,yakni kedua buah hatinya direnggut paksa dari kehidupannya oleh kebiadaban para teroris ,ternyata mampu melakukannya.