Mengapa Mereka Harus Dibunuh ?
Begitu banyak kisah duka tentang hati yang terobek robek,karena orang orang yang dikasihi ,dihabisi dengan cara sangat keji,padahal mereka sama sekali tidak tahu apa apa .Kisah yang mampu membuat hati yang sekeras batu menangis dan menjadi viral di berbagai media sosial,maupun melalui WA dan sarana komunikasi lainnya.
Sebagai manusia yang masih memiliki sepotong hati nurani, kita semuanya pasti ikut berduka cita atas terbunuhnya belasan orang tak berdosa dan masih menyisakan puluhan orang lainnya yang terluka. Walaupun angka angka yang di tuliskan mungkin saja berbeda ,tapi intinya bukanlah menghitung angka secara matematika,melainkan menghitung duka dan hati yang tersobek sobek.oleh tindakan keji orang orang yang ingin menggapai jalan ke surga dengan membunuh sesamanya.
Bukan Hanya Indonesia Yang Berduka,Tapi Dunia Ikut Berduka
Setidaknya Paus Francis,sebagai Pimpinan tertinggi umat Katholik di dunia,telah menyampaikan rasa belasungkawanya atas tewasnya orang orang tak berdosa ,dalam serangan bom bunuh diri di 3 gereja Surabaya. Walaupun masih saja ada kelompok masyarakat yang berdiam diri, bahkan ada yang sampai hati mengatakan bahwa semua yang terjadi hanyalah sebuah rekayasa.Biarlah menjadi urusan pribadi mereka masing masing.
Pada saat ini,saya masih menyaksikan tayangan di stasiun televisi Australia,yang masih mengupdate berita tentang kekejaman yang dilakukan para teroris.Salah satunya adalah saluran 7 News.
Kakak Beradik Tewas
Diantara sekian banyak kisah kisah duka cita, salah satunya adalah tentang kakak beradik bernama Nathan dan Evan Mereka tiba digereja bersama kedua orang tua mereka,namun ayah mereka menurunkan mereka didepan pintu gereja dan kemudian mengemudikan kendaraan ketempat parkir. Kedua kakak beradik ini berjalan masuk dengan bergandengan tangan Namun justru disaat kedua anak ini,melangkah masuk,ledakan bom terjadi dan mereka tergeletak bersimbah darah.
Evan yang berusia 12 tahun, langsung tewas di tempat kejadian,sementara adiknya,Nathan,sempat diamputasi di Rumah Sakit Bedah Surabaya.Namun segala upaya dari tim medis,tidak mampu menyelamatkan hidup anak ini. Ia tewas ,akibat perdarahan. Mereka tidak lagi mungkin berjalan bergandengan tangan di dunia ini,karena kehidupan keduanya telah direnggut secara sadis .
Menurut Tribunnews.com, ibunda kedua anak ini,yakni wanita yang bernama Wenny (47) , warga Jalan Barata Jaya 21, Surabaya.menyaksikan sendiri ,bagaimana pelaku meledakan diri di gereja Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Surabaya, Minggu (13/5/2018).yakni disaat ia dan kedua buah hatinya baru saja turun dari kendaraan yang dikemudikan suaminya dan menginjakan kaki dipintu masuk gereja.Tak terbayangkan hancurnya hati wanita ini,menyaksikan tubuh anaknya terobek oleh pecahan bom.