Setelah Menikah Mau Tinggal Dimana?
Pertanyaan ini, hampir pasti hinggap dalam pikiran dan hati pasangan yang akan menikah. Bagi yang ekonominya sudah mapan, tentu tidak menjadi masalah, karena begitu usai resepsi pernikahan, istri sudah boleh diboyong kerumah sendiri. Tapi bagi yang ekonomi masih pas pasan,gimana sih jalan keluar terbaik? Kalau menabung dulu,hingga cukup uang untuk membeli rumah, bisa jadi baru bisa menikah setelah usia 60 tahun, itupun kalau calon istri mau menunggu selama itu.
Kalimat yang terkesan bercanda ini,sesungguhnya dihadapi oleh hampir semua pasangan ,yang ekonominya hanya cukup untuk membiayai biaya kebutuhan hidup sehari hari,tapi belum cukup untuk membeli sebuah rumah.
Jalan Mana Yang Dipilih?
Menunggu hingga tabungan cukup untuk beli rumah baru menikah,jelas bukan jalan yang baik,karena keburu uban tumbuh dikepala,uang belum tentgu cukup beli rumah. Jalan yang mungkin dapat ditempuh adalah :
- menikah dan sementara hidup menumpang dirumah mertua
- menikah dan kontrak rumah
- menikah dan sementara tinggal dirumah orang tua
Memilih salah satu dari alternatif diatas ,tentu saja tidak ada salahnya.Tapi ada hal yang jangan sampai terlupakan. Yakni saking enaknya tinggal gratis dirumah orang tua atau dirumah mertua,sehingga lupa diri untuk berhemat dan menabung Baru sadar diri,setelah bertengkar dengan adik atau kakak ipar atau malah disindir sindir oleh mertua.
Alangkah baiknya, selama hubungan masih manis,pindah rumah,walaupun rumah cicilan yang kecil mungil.Ketimbang menunggu diusir secara halus ,baru mau buru buru pindah,akan menyebabkan hubungan dengan keluarga menjadi rusak. Padahal mertua adalah bagian dari keluarga kita.
Jadikan Rumah Prioritas Utama
Hindari beli mobil,prioritas utama adalah rumah.Karena kelak kalau anak anak sudah lahir,mereka dapat hidup dan bertumbuh kembang,dalam rumah orang tua mereka,bukan numpang sana sini. Punya mobil baru,hanya untuk menjaga image atau sekedar tidak mau kalah gengsi dengan anggota keluarga lainnya,bukanlah cara yang bijak
Jangan lupa,uang yang diinvestasikan pada barang barang bergerak,seperti mobil ,nilai realnya pasti akan semakin berkurang. Coba saja beli kendaraan dan baru seminggu di jual lagi,walaupun hanya dipakai seminggu atau bahkan sehari,harga jualnya ,akan turun cukup banyak. Karena sekali kendaraan sudah "on the road" walaupun cuma sehari,sudah menjadi "barang bekas"