Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Mengapa Perlu Meniti Jejak Masa Lalu Kita?

Diperbarui: 22 April 2018   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

keterangan foto: napak tilas kehidupan /tetangga kami sewaktu tinggal dipasar dan sekaligus mantan siswa saya sewaktu mengajar di SMP/dok.pribadi

Setiap orang adalah master bagi dirinya sendiri.Karena itu ia berhak untuk berbuat sesuatu atas dirinya,selama tidak mengganggu  orang lain. Ada orang yang ingin menutupi masa lalunya yang kelam ,yang mungkin pernah hidup terseok seok,demi agar tetap bertahan hidup. Atau mungkin juga ingin menjaga image,agar jangan sampai ada yang tahu,bahwa ia terlahir miskin ,bahkan pernah hidup dalam kemiskinan.

bertemu tetangga tahun 1970/dokumentasi pribadi

Memaknai Dari Sudut Lain Kehidupan

Cukup banyak sanak famili saya heran,mengapa saya secara terus terang ,membuka "aib" saya ,dengan menuliskan kisah kisah sedih kehidupan kami dimasa lalu. Bahkan utang makan  siang pada Ko San yang jualan nasi di gerobak dan biasa mangkal di depan bioskop purnama di kota Padang?  Apa pula "untungnya" saya menulis tentang kondisi kehidupan kami dimasa lalu yang dinilai "memalukan "karena tinggal di tempat kumuh.yang sesungguhnya tidak layak dijadikan tempat tinggal?

Bagi saya pribadi,hal tersebut adalah untuk menjadi pengingat bagi diri sendiri,agar selalu peduli pada orang lain,yang hidup dalam kekurangan dan sedapat mungkin memberikan perhatian sesuai dengan kemampuan. Selanjutnya,menjadi pelajaran bagi anak anak dan cucu cucu kami,bahwa kalau pada masa ini,kami dapat menikmati kehidupan yang berkecukupan,maka semuanya ini ,patut disyukuri. Dan selalu menjauhkan rasa keangkuhan diri,baik dalam sikap,tutur kata ,maupun dalam tindakan dalam berinteraksi dengan siapapun.

ket.gambar: disinilah dulu kami tinggal bertahun tahun./dok,pribadi

Menjadi Inspirasi dan Motivasi Bagi Orang Banyak

Menceritakan kisah kisah hidup kami yang penuh dengan tantangan yang menakutkan dimasa lalu,berharap akan menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang banyak,bahwa kalau kami mampu mengubah nasib ,dari hidup yang hampir mencapai titik nadir,berarti orang lain juga pasti bisa. Serta sekalian mengingatkan,bahwa dari titik nadir ,menuju kepada kondisi hidup yang berkecukupan,ada rentang waktu yang harus dilalui. 

napak tilas,meniti jejak kehidupan kami di tahun 1970 an /dokumentasi pribadi

Ada ujian hidup yang harus dikerjakan,baru bisa mencapai tahap kehidupan yang aman dan nyaman. Bahwa untuk mengubah nasib,tidak ada jalan pints,satu satunya jalan adalah orang harus mau berusaha bekerja keras dan mampu mengalahkan diri sendiri.Hal ini adalah merupakan kunci untuk dapat menembus dinding ketidak mungkinan 

Seperti kata pribahasa yang terkesan kuno,namun tetap relevan untuk dijadikan pedoman hidup ,yakni:" Tidak seorangpun yang dapat mengubah nasib kita,kecuali diri kita sendiri"Semoga tulisan kecil ini ,mampu menjadi inspirasi bagi yang merasa sedang hidup dalam  kekurangan dan penderitaan.

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline