Kita tidak perlu merasa gengsi akan tercemar,bilamana anak anak kita ,sebelum menjadi sarjana,sudah bekerja paruh waktu diberbagai perusahaan. Walaupun orang tua mampu,tapi inti persoalannya,bukanlah terletak pada mampu tidaknya orang tua,melainkan untuk mempersiapkan anak anak kita,agar mereka siap mental,untuk mengarungi hidup secara full time,bila sudah lulus sarjana.
Kalaupun gajinya sebagai karyawan paruh waktu ,hanya merupakan uang recehan bagi orang tua,juga tidak menjadi masalah. Karena tujuan utamanya bukan uang ,melainkan memberikan kesempatan bagi anak anak kita mendapatkan kesempatan untuk melatih mentalnya.
Ketika anak anak kami kuliah di Amerika Serikat,kami tidak pernah membelikan mereka kendaraan,walaupun sekedar sebuah sepeda motor. Padahal kalau pada waktu itu,kami masih menjadi pengusaha. Membelikan kendaraan bekas senilai beberapa ribuan dolar,sama sekali tidak ada masalah bagi kami. Namun justru kami ingin melatih anak anak,agar kelak menjadi sarjana siap pakai.
Cucu Cucu Kami Juga Mendapatkan Perlakuan Yang Sama
Alex,cucu kami dari putra kedua, sudah satu tahun mendapatkan beasiswa di Jepang.Namun untuk keperluan pribadinya,ia berkerja paruh waktu sehabis jam kuliah. Padahal kalau dipikirkan, :"Kasian,usianya baru 17 tahun, merantau di jepang ,koq disuruh kerja?" Tapi justru cara berpikir demikian adalah sebuah kekeliruan ,yang banyak dilakukan para orang tua,sejak dulu dan masih terus berlangsung.
Dengan "memaksa"Alex berkerja selama studi di Jepang, maka Alex harus mau belajar bahasa Jepang dengan sungguh hati. Hasilnya adalah selama satu tahun disana ,sudah mendapatkan angka 2,8 ,sedangkan angka yang diwajibkan bagi student pendatang adalah 2,3. Secara otomatis Alex resmi boleh memperpanjang masa bea siswanya,hingga 2 tahun kedepan.
"Kerja dimana Alex?" tanya saya,ketika kami makan bersama di salah satu restoran di Graha Artha ,ketika kami pulang kampung bulan lalu."Ya kerja di Supermarket " jawab Alex. Dan gajinya ,menurut Alex.lebih dari cukup untuk membeli kebutuhan pribadi,tanpa harus minta kepada orang tuanya.
Kalau Di Australia Sejak SMA Siswa Resmi Boleh Kerja Paruh Waktu
Sejak masih di SMA,baik cucu laki laki ,maupun cucu kami yang perempuan sudah berkerja . Ditoko roti,di restoran dan yang satu lagi sebagai asisten Gynastic. di NSW. Mereka sejak dari SMA sudah dibiasakan mengisi waktu,dengan belajar dan bekerja,bukan menghabiskan waktu dengan main games atau hal hal lainnya,yang tidak bermanfaat.
Lulus Magister of Marketting
Beberapa waktu lalu,kami sempat hadir dalam acara wisuda cucu ketika kami,Dea Karina Putri. Sambutan dari Rektor Universitas Professor Dawn Freshwater,intinya adalah mengharapkan bahwa jangan sampai wisuda hari itu, merupakan hari terakhir bagi mereka,tapi justru agar terus melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi