Tulisan ini,tidak terkait dengan dunia ramal meramal.Apalagi meramal hanya dengan mengandalkan sebuah buku novel. Kalimat :"menentukan nasib kita " ,berhubungan erat dengan sikap tubuh yang dikedepankan ketika berinteraksi dengan orang lain.Baik dengan sesama rekan rekan dan terbawa ketika berhadapan dengan mitra bisnis,bahkan tidak mampu mengubahnya,ketika berhadapan dengan sosok,yang menjadi desicion maker dalam menentukan penerimaan karyawan.
Bahasa Tubuh Yang Dapat Membatalkan Kerja Sama
- tidak berani melakukan eye contact dengan lawan bicara,sehingga terkesan ,ada sesuatu yang disembunyikan
- tampil gelisah ,seakan ingin secepatnya pembicaraan selesai,menimbulkan kesan,tidak adanya rasa percaya diri
- duduk dengan kaki disilangkan diatas lutut,yang memberi kesan ,sikap tidak santun
- ketika sedang berbicara,mata mencoba melirik surat surat yang terpapar dimeja lawan bicara
- sikap sok akrab berlebihan,menimbulkan image,kurangnya rasa santun
- mengaruk garuk sana sini,terkesan orang yang kurang terdidik
- sambil berbicara,mata terus melirik ke Ponsel,menunjukkan sifat kurang menghargai lawan bicara
- duduk sambil kaki diselonjorkan,menimbulkan kesan meremehkan
Banyak calon karyawan ditolak,bukan karena kurang pintar,melainkan karena bahasa tubuh yang dikedepankan membuat terjadinya penolakan dalam bathin,bagi orang yang ditugaskan untuk menyeleksi calon karyawan.
Sikap Tubuh Yang Menyebabkan Orang Tidak Tertarik Menjalin Hubungan Persahabatan Dengan Kita
- berdiri dengan bertolak pinggang didepan lawan bicara
- berbicara sambil jari tangan menunjuk nunjuk kewajah lawan bicara
- berbicara seakan serius,tapi pandangan mata melirik kesana kemari,sehingga lawan bicara merasa dilecehkan
- ketika sedang berbicara,tangan sibuk memainkan Ponsel,kesannya,sama sekali tidak menghargai lawan bicara
- menyalami orang ,tapi mata menengok kearah lain,menyebabkan orang merasa tersinggung
- ketika lawan bicara serius,malah disikapi dengan ketawa tawa tanpa sebab,jelas merupakan penghinaan
Daftar ini,tentu dapat diperjang lagi.Namun sekedar sebagai contoh,mungkin sudah dapat mewakili maksud dari tulisan ini.
Tulisan ini,bukan hasil temuan ilmiah,melainkan dari catatan yang dilakukan,selama hampir duapuluh tahun,mengelilingi lebih dari 130 kota diseluruh Nusantara. Menyimak dan mencacat dalam hati dan mengambil kesimpulan,bahwa kebanyakan orang gagal dalam upaya mengubah nasibnya,bukan karena kurang pintar,tapi terlebih ,karena bahasa tubuh yang dikedepankan,telah membuat orang menutup pintu,untuk menerimanya ,baik sebagai karyawan,maupun sebagai mitra bisnis.
Hal yang tampaknya sepele dan sering tidak dianggap,justru merupakan salah satu point terpenting,dalam menentukan sukses tidaknya seseorang dalam upaya mengubah nasibnya.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya .
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H