Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Dalam Hal Tolong Menolong, Kita Kalah dengan Orang Australia

Diperbarui: 21 Maret 2018   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi:antosoesanto.blogspot.com

Judul tulisan diatas,mungkin saja membuat sebagian orang yang membacanya menjadi tersinggung.Seakan akan,karena saya menumpang hidup di Australial, terus memberikan puji pujian,kepada orang Australia.

Tapi sesungguhnya,yang ingin disampaikan adalah agar kita jangan sampai terlena dan terbius oleh lagu lama.Yakni bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang bersifat gotong royong,ramah tamah dan saling tolong menolong. 

Karena itu adalah lagu lama dan sudah tidak lagi dipraktikkan dalam hubungan berinteraktif dalam bermasyarakat. Coba saja tengok,bila kendaraan kita mogok di jalan apakah ada yang mau berhenti dan membantu? Atau kalau ada orang yang bertanya, tentang lokasi sebuah tempat, apakah  ada yang mau menghentikan kegiatannya, mengantarkan kita kearah tujuan kita? 

Ketika menyaksikan ada orang tua yang sedang mengangkat barang berat,adakah orang dengan sukarela,menawarkan bantuan untuk mengangkatnya?

Kalau kita sakit dan tergeletak dirumah,apakah ada teman kita yang datang membawa cangkul dan membersihkan pekarangan kita yang ditumbuhi semak belukar ? Rasanya sudah sangat langka menemui hal hal semacam ini.

Hanya Mengingatkan Saja

Seperti yang sudah ditulis diatas tulisan ini, hanya sekedar mengingatkan,bahwa masyarakat kita,bukan lagi masyarakat yang dulu,yang mau turun tangan membantu siapa saja yang sedang membutuhkan bantuan. Bahkan kalau kita tergeletak sakit,paling sahabat  kita datang membawa sekeranjang buahan dan setelah berbasa basi sesaat,terus pamitan.

Setidaknya hal inilah yang saya rasakan selama tinggal di negeri orang. Ketika kendaraan yang saya kemudikan mogok dan tidak mau distarter.ada yang datang dan menawarkan bantuan Padahal ia sudah akan meninggalkan lokasi di Morley market.

Mencari kabel  dan berusaha memarkir kendaraannya,sehingga dapat menjangkau kendaraan saya. Dengan jalan ini,kendaraan saya dapat distarter lagi..Bayangkan kalau tidak ada yang mau menolong,saya harus memanggil kendaraan derek,dengan biaya minimal 300 dolar atau sekitar 3 juta rupiah.

Setelah membantu ,saya tanyakan berapa harus saya bayar? Pria yang menolong ,malahan ketawa ngakak. Sambil melambaikan tangannya, ia berkata ,"tidak semua hal dihitung dengan uang". Selama ini,yang saya dengar adalah bahwa orang Australia,bersifat egois dan individual.tapi ternyata sama sekali betolak belakang

Padahal saya sama sekali tidak kenal  .Saya dengan diri pria yang menolong,jelas berbeda dalam banyak hal.Tapi ia mau menolong hingga tuntas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline