Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Jangan Sampai Kita Salah Memilih Jalan Hidup

Diperbarui: 31 Januari 2018   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: depositphotos.com

Ada orang yang memiliki prinsip bahwa hidup itu tidak perlu neko-neko, jadi terima apa adanya saja, biarkan hidup mengalir seperti air.

Pengertian "biarkan hidup mengalir seperti air" memiliki arti yang dalam, karena di dalam falsafah ini terkandung arah dan pedoman hidup yang akan dilalui. Tentu saja bukanlah hak kita untuk mengritisasinya karena setiap orang diberikan kebebasan untuk memilih jalan hidupnya masing-masing.

Sekali Salah Arah Sangat Sulit untuk Kembali Lagi

Orang dengan bebas boleh memilih antara hidup dengan mengikuti arus atau hidup melawan arus. Yang pasti kita harus memilih salah satu dari antara kedua falsafah hidup ini. Tidak mungkin kita memilih keduanya atau berada diantara keduanya, karena itu kita  harus memilih .

Sifat alami air adalah mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Tengok saja ketika banjir melanda, saat air menyusut, pasti bukan ke atas, tapi mengalir masuk ke dalam selokan dan kemudian bersama dengan segala macam sampah hanyut menuju ke laut.

Memilih Jalan Hidup

Kendati tidak pernah diajarkan di sekolah, tetapi setiap orang tahu bahwa hidup cuma sekali. Tidak ada yang pasti di dunia ini, kecuali satu yaitu setiap makluk hidup suatu saat akan mati. Di bangku sekolah kita belajar ilmu pengetahuan. Kita belajar dari orang pintar yang kita panggil guru. 

Dari sejak Taman Kanak-kanak hingga ke bangku Universitas kita belajar menimba berbagai ilmu pengetahuan. Tetapi ilmu pengetahuan yang tidak dilengkapi dengan ilmu kearifan hidup akan menjadi sia-sia, bahkan tidak jarang menjadi bumerang dan menghancurkan diri sendiri dan orang lain.

Karena itu kita harus belajar di ruang lingkup lain yang bernama Universitas Kehidupan yang bersifat multidimensial. 

Di sini kita bisa belajar kapan saja dan di mana saja, dari setiap kejadian alam. Bahkan dari kejadian yang kelihatan kecil dan sepele, namun bisa kita petik pesan moral yang terkandung di dalamnya untuk diterapkan guna mengubah hidup kita menjadi lebih baik.

Yang Berkilauan Belum Tentu Intan, Bisa Jadi Cuma Sepotong Kaca

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline