Setengah Abad Sudah Berlalu, Tapi Masih Dipanggil Dengan Sebutan Guru
Agak terlambat selangkah,menulis tentang guru,karena Hari Guru ,secara penanggalan sudah berlalu. Namun untuk memaafkan diri,saya kutib sebuah pesan :" Better late than never" .
Saya bukan dosen,karena tingkat pendidikan saya tidak mengizinkan untuk berdiri mengajar di universitas. Hanya guru SD dan SMP . Itupun sudah setengah abad lalu,dizaman guru Cuma boleh hidup selama dua minggu dari gaji 16 ribu rupiah dan ditambah :"tunjangan in natura" sebanyak 9 Kilogram beras murahan.
dokumentasi pribadi
Hubungan Baik Tak Tergerus Oleh Perjalanan WaktuSebuah kebahagiaan tak terhingga, ketika tahun lalu,saya dan istri ditraktir makan siang oleh murid murid saya sewaktu di SD RKII di kota Padang.Bukan lantaran makan gratis di Rumah Makan Sari Minang --Jalan Juanda di Jakarta,tapi rasa syukur dan haru ,yang berbaur menjadi satu.Mereka yang dulu adalah anak anak,usia 12 -13 tahun,ternyata ketika bertemu sudah berusia rata rata diatas 60 tahun. Ada Perwira TNI,Pengusaha, Pimpinan Bank,Pengacara,Ustad dan beragam profesi lainnya.Sejenak saya terpana,menyaksikan anak anak ,yang dulu sepanjang tahun berada didepan saya,kini sudah menjadi orang orang hebat
Walaupun saya bukan termasuk tipe manusia cengeng,bahkan ketika sakit parah,saya tidak pernah menangis.Namun berhadapan dengan anak anak murid saya 50 tahun lalu dan penghargaan mereka terhadap diri saya,ternyata tidak meluntur ,walaupun setengah abad sudah berlalu.Sungguh hubungan batin yang terjalin baik,tidak lapuk dek hujan dan tak lekang oleh panas.
Bahkan sebagai lanjutannya,hingga kini ,antara saya dan murid murid saya setengah abad lalu,sudah tergabung dalam Group WA.Setidaknya saling mengucapkan selamat pagi dan saling mendoakan. Sebuah hubungkan kemanusiaan yang sangat meneduhkan.Kendati mereka kini,dalam hal ilmu pengetahuan sudah jauh meninggalkan saya.
keterangan foto: inilah wajah mereka 50 tahun lalu/dokumentasi pribadi
Bagi Saya Mereka Adalah Anak Anak Kami JugaBahkan mereka masih ingat,bahwa dulu kami memelihara itik daa ada kolam ikan dirumah kami di Belakang Pabrik Kecap Ang Ngo Koh di Pulau Karam.Karena beberapa orang dari antara mereka sering datang kerumah kami.Walaupun hanya dapat kami suguhkan air putih dan tidak ada sepotong kuepun,sebab kondisi ekonomi kami pada waktu itu memang morat marit
Dipanggil :"guru" ketika kita masih berdiri didepan kelas,adalah hal yang sangat biasa .Tapi masih dipanggil guru,walaupun sudah setengah abad tidak bertemu,sungguh merupakan rasa syukur yang tak terhingga. Berarti dalam hati mereka,telah tertanam hubungan batin,yang tak pupus oleh perjalanan waktu.
Hal Menyedihkan