Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Pengalaman Pertama Selalu Mendebarkan

Diperbarui: 28 September 2017   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Sudah Memasukki Musim Semi Tapi Hujan Es Turun
Sejak awal September lalu sebenarnya sudah memasukki musim semi. Akan tetapi udara masih terasa dingin. Cuaca tidak menentu .Pagi bisa saja sinar mentari terang benderang, tapi dalam hitungan menit bisa berubah gelap dan angin kencang. Kalau mendengarkan orang bercerita bahwa mau berjalan saja sempoyongan  melawan badai, mungkin dianggap cuma cari sensasi. 

Tapi setelah mengalaminya sendiri minggu lalu, baru kami tahu bahwa memang benar untuk melangkah saja jalan menjadi sempoyogan. Padahal nggak minum bir dan tidak menegak wine. Udara yang dingin mengigit membuat perasaan jadi tidak nyaman .Mau berteduh, padahal sudah janji mau ketemu teman. Karena kendaraan sudah kami parkir dan dengan memaksa diri terus melanjutkan berjalan kaki.


Tadi Siang Hujan Es
Tadi siang ,jam 11.10 menit, saya sedang mengemudikan kendaraan dan seperti biasa, saya tidak pernah berpergian sendiri karena selalu didampingi istri. Sewaktu berangkat dari Burns Beach dimana kami tinggal, cuaca cerah. Tapi begitu memasukki  Michele Free Way, tiba-tiba cuaca berubah gelap disertai hujan lebat dan angin kencang. Saya mulai melambatkan kendaraan karena pandangan mata tidak dapat menembus jarak jauh. 

Tiba-tiba atap kendaraan bagaikan disirami krekel kecil, menyusul bunyi keras di kaca depan. Saya mencoba menengok kemungkinan untuk berhenti di bahu jalan, tapi ternyata sudah berjejer kendaraan menyusup dibawah pepohonan. Dari kejauhan ada lampu berkedap kedip dan tulisan "Road Under Police Kontrol -Please Slowly ". Kendaraan didepan saya melambat dan kemudian berhenti total ditengah jalan, karena jalan didepannya terhambat. 

Pengalaman Pertama Mendebarkan

Saya ikut menghentikan kendaraan, mencoba membuka kaca jendela dan mengulurkan telapak tangan dan ternyata ada butiran krekel kecil ditelapak tangan yang ternyata butir-butiran es.Bunyi atap kendaraan bagaikan disirami krekel kecil, sungguh membuat perasaan tidak nyaman. Karena bisa saja semakin lama yang jatuh bukan lagi butiran es yang kecil tapi mungkin bisa sebesar kelereng atau lebih besar.  

Tapi syukurlah tidak diikuti dengan jatuhnya hujan es dalam ukuran yang lebih besar karena kalau hal ini sampai terjadi maka  kemungkinan besar body kendaraan akan penyok penyok dan kaca depan sangat riskan untuk pecah. Kendaraan yang berada disisi jalan, kebanyakan keluar jalur dan mencari tempat berteduh dibawah jembatan layang dan dibalik semak semak yang tumbuh disepanjang pinggiran bahu jalan. Tapi karena tidak mungkin menerobos kendaraan lainnya, maka kami hanya dapat menunggu jalan dibuka kembali. Syukurlah hujan es tidak berlangsung lama dan kekuatiran kaca akan pecah tidak sampai terjadi Kami melanjutkan perjalanan dan tiba dengan selamat.

Bagi Pengemudi yang sudah sering  mengalami, mungkin kejadian ini tidak ada apa apanya. Tapi karena seumur hidup baru kali ini saya mengalaminya,maka terasa cukup menegangkan juga

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline