Menjadi Pengangguran Juga Ok?!
Menurut data dari BPS -Badan Pusat Statistik tahun 2017 ,lebih dari 7 juta pengangguran di Indonesia. Dari tahun ketahun lagu lama,terus diputar ulang,yakni setiap kali acara seremonial inaugurasi lulusan sarjana,maka pada saat itu,angka jumlah pengangguran terus bertambah? Alasan klise adalah :"kurangnya lapangan pekerjaan " atau dalam kalimat lain,para pekerja banyak,ladang yang mau digarap sangat kecil.
Kalaulah lowongan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau tidak sesuai harapan para pencari kerja,memang harus diakui. Lulusan Sarjana Ekonomi,mau bekerja asal sesuai bidangnya.Begitu juga dengan Sarjana lulusan ilmu Hukum ,Sarjana Tehnik dan seterusnya, mengharapkan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Tapi harapan tentunya ,harus dengan melihat kenyataan dilapangan.
Mengapa Tidak Menciptakan Lapangan Kerja Untuk Diri Sendiri?
Rasanya pernah saya tuliskan,bahwa beberapa orang Sarjana ,yang merantau dari Sumatera utara ke Jakarta,dengan harapan mendapatkan pekerjaan di Kantor Pengacara,karena lulusan Sarjana Hukum. Tapi ternyata sudah menipis telapak sepatu,mengunjungi kantor kantor Pengacara,semua lowongan sudah terisi. Puluhan lamaran kerja juga sudah dikirimkan. Ada beberapa panggilan interview, tapi ternyata lowongan yang ditawarkan gajinya sangat minim.
Akhirnya mereka dihadapkan pada pilihan:
- tetap membebani orang tua dengan minta uang saku setiap bulan
- pulang kampung dengan menahan rasa malu ,karena gagal dapat kerja di Jakarta
- atau membuka lapangan kerja bagi diri sendiri
Maka salah seorang yang panggilannya :"Ucok:"memilih membuka usaha Cuci Mobil .Ternyata hasil kerja kerasnya membuahkan hasil.Walaupun cuma sebagai :"Tukang Cuci Mobil" Ucok mampu hidup mandiri,bahkan bisa merekrut teman teman sekampungnya. Ini hanyalah salah satu contoh saja,bahwa sesungguhnya, lapangan kerja itu ada.tapi orang ingin yang gampang.
Melamar masuk kerja dan setiap bulan terima gaji. Lebih banyak yang memilih menjadi pengangguran,ketimbang "merendahkan diri" untuk bekerja kasar,seperti Ucok dan teman temannya
Cuplikan pembicaraan singkat saya dengan Ucok , Usaha Cuci Mobil di Kemayoran.
Suatu hari, menengok ada yang Papan bertuliskan :" Cuci Mobil 30 Ribu" ,maka saya menghentikan kendaraan dan memarkirnya dipinggir jalan.Kemudian ,saya dan istri turun dari kendaraan. Dipersilakan duduk di bangku kayu seadanya. "Cuci Om?" tanya seorang pemuda,yang mengenakan kaus oblong,kepada saya. "ya dik" jawab saya.
Maka tanpa membuang waktu lagi, dengan cekatan ,ia memanggil 2 lagi temannya secara gotong-royong mencuci kendaraan saya. Kelihatan sudah ada pembagian tugas diantara mereka masing masing, ,Karena tanpa ada yang memerintah ini dan itu, tampak ada yang khusus mencuci bagian roda, yang satu lagi body kendaraan dan yang seorang lagi membersihkan bagian dalam kendaraan.