Mengapa Lebih Banyak yang Gagal Menabung Ketimbang Berhasil?
Semangat menabung yang mengebu gebu tapi tidak diikuti dengan perhitungan yang cermat maka lebih banyak kemungkinan gagal daripada keberhasilannya.
Paling lama bisa menginap di tabungan selama dua atau tiga bulan. Dan kemudian, ada saja alasannya untuk mulai menguras isi tabungan. Dari mulai dana yang diperlukan untuk perbaiki pagar yang rusak, kerabat pinjam uang untuk bayar uang kuliah anaknya dan 1001 alasan lainnya. Apalagi kalau kartu ATM selalu berada dikantung,maka jangan harap tabungan bisa mengendap dalam waktu panjang.
Karena itu perlu disiasati misalnya untuk keperluan sehari harian tabungannya dipisahkan sehingga ada batas maksimal yang dapat terpakai. Jadi kita menentukan sendiri limit dana yang boleh digunakan untuk keperluan pribadi.
Kalau jumlah tabungan sudah mulai membengkak maka jalan paling aman adalah memindakannya ke deposito. Kalau memang uang tersebut dimaksudkan untuk masa depan anak anak atau hari tua kita maupun untuk membeli atau membangun rumah, maka pilihan yang tepat adalah deposito berjangka panjang.
Alasannya:
- Menjauhkan kita dari godaan menggunakannya,membeli yang tidak penting
- Menghindari dipinjamkan sana sini dan berakhir tidak dikembalikan
- Bunga uang untuk jangka waktu panjang,biasanya lebih tinggi daripada jangka pendek
Kalau jumlahnya sudah mencapai 200 jutaan maka sebaiknya dipisahkan menjadi dua atau tiga deposito dengan jangka waktu yang bervariasi. Umpamanya 1 tahun 2 tahun dan 3 tahun. Hal ini untuk menjaga jaga seandainya terjadi hal hal yang sangat spesifik seperti pernikahan anak atau ingin menyekolahkan anak keluar negeri.
Sehingga tidak terkena pinalti karena mencairkan dana deposito sebelum jatuh tempo. Hal ini sekaligus mengantisipasi seandainya entah karena apa tiba tiba suku bunga deposito dinaikkan secara tajam maka ada bagian dari deposito kita yang mendapatkan kesempatan mendapatkan bunga yang lebih tinggi bila diinvestasi ulang.
Jangan Sampai Tergoda Iming-Iming Saham
Jangan hiraukan bila ada yang mengiming iming dengan bunga atau bagi hasil yang menggiurkan. Para penipu di era mileneal ini sangat piawai memaikan perannnya. Sehingga yang termakan umpannya bukan hanya orang awam, tapi termasuk orang dari kalangan intelektual.
Banyak sekali disuguhkan kepada kita saham saham dengan bagi keuntungan yang sangat fantastis dan memukau. Sudah tidak terhitung orang yang masuk keperangkap penipuan gaya ini, tapi herannya masih tetap ada orang yang termakan umpan. Kantornya meyakinkan, penampilan orangnya aduhai, mobilnya mewah.