Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Persiapkan Diri Sedini Mungkin Bila Tiba Waktunya Turun Panggung

Diperbarui: 20 Agustus 2017   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://depositphotos.com

Suatu Waktu, Setiap Orang Akan Turun dari Panggung

Banyak orang mengira,bahwa yang memiliki "panggung" hanyalah para pejabat atau politisi saja. Padahal sesungguhnya setiap orang memiliki panggung masing masing. Hanya bedanya,ada panggung yang ramai diikelilingi orang,tapi ada juga panggung yang penontonnya bisa dihitung dengan jari tangan. Misalnya, bagi seorang guru atau dosen,maka panggungnya adalah kelas dimana ia mengajar. Dihadapan para murid, siswa atau mahasiswanya, sosok guru atau dosen adalah sosok yang dihormati dan kata katanya didengarkan. Tapi suatu waktu, entah karena alasan apapun, tidak lagi bertugas mengajar, maka pada saat itulah guru atau dosen, kehilangan panggungnya.

Atau sekedar contoh lainnya adalah Kepala Desa ,selama menjabat sebagai Kepala Desa kata katanya akan didengarkan. Kemanapun ia pergi, selama berada dalam lingkup daerah "kekuasaannya" orang akan menyapa dengan penuh hormat. Tapi suatu waktu ia juga akan meninggalkan panggungnya .Dan diluar panggungnya, mungkin saja orang sama sekali tidak mendengarnya. Bahkan bisa jadi suatu ketika akan dibentak orang Satpam, bila menyelonong masuk ke kantor tanpa izin.

Kepala Keluarga

Bagi seorang Kepala Keluarga,maka panggungnya adalah rumah tangganya. Kata katanya mungkin saja merupakan perintah bagi anak anaknya. Namun suatu waktu ketika anak anak sudah dewasa dan memiliki keluarga sendiri,maka pada saat itu seorang Kepala Keluarga sudah kehilangan panggungnya. Walaupun anak tetap tinggal anak,kendati sudah dewasa dan berkeluarga,tapi Kepala Keluarga sudah tidak lagi,bisa memerintahkan begini dan begitu.Ketika anak anak sudah dewasa ,mereka menjadi dirinya sendiri. Dan akan berani mengatakan :"Tidak" kepada orang tuanya,bilamana ada hal yang tidak disetujuinya

Pengalaman Pribadi

Saya memimpin organisasi sejak 20 tahun lalu. Sempat mengalami zaman keemasan.Diundang sebagai Pembicara dimana mana. Bahkan pernah memberikan seminar di Gedung Departement Kesehatan RI di Kuningan di lantai 4 ,pada tahun 2004. Bayangkan ,saya yang sama sekali tidak berlatar belakang medis,berdiri didepan 21 orang dokter dan dokter specialist,memberikan ceramah bagaimana hidup sehat alami,tanpa menggantungkan diri pada obat obatan.

Memimpin Lustrum yang dihadiri oleh  pejabat tinggi dan Jendral .Dan dihadapan ratusan orang saya berbicara.Semuanya hening mendengarkan.Tapi semuanya itu,kini sudah menjadi nostalgia masa lalu.Karena walaupun formalitasnya saya masih dipercayai oleh KemenKes sebagai Ketua Asosiasi Reiki Indonesia,tapi sesungguhnya saya sudah kehilangan panggung . Tapi karena sejak dini sudah mempersiapkan diri,maka ketika kehilangan panggung,saya tidak merasa gamang.  Ketika saya dan istri berkunjung kekota kota di Indonesia,tidak lagi ada panitia yang menjemput di bandara dan mempersiapkan hotel untuk penginapan kami,tidak menjadi masalah.

Kami booking tiket pesawat dan hotel secara pribadi dan ketika tiba di bandara,saya angkat koper sendiri dan mencari taksi. Sama sekali tidak merasa terpuruk apalagi sampai mengalami post power syndrome

Tulisan ini hanya sekedar contoh kecil,yang mungkin ada manfaatnya ,untuk menjadi alaram bagi orang banyak,bahwa bersiaplah sejak dini,karena suatu waktu akan turun panggung

Tjiptadinata Effendi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline